:: MENURUT ALKITAB
Yesaya 46:5Kepada siapakah kamu hendak
menyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama?
Be
rdasarkan
ayat di atas TUHAN tidak senang jika di samakan dg tuhan2 agama
berhala,sebelum saya lanjut saya akan bertanya menurut anda apakah ALLAH
adalah sosok yang plin plan atau punya pendirian yang teguh??? sebagai
orang yang waras anda pasti tidak akan mengatakan bahwa ALLAH adalah
sosok yang plin plan, betul???
Keluaran 9:14
Sebab sekali ini Aku akan melepaskan segala tulah-Ku terhadap engkau
sendiri, terhadap pegawai-pegawaimu dan terhadap rakyatmu, dengan maksud
supaya engkau mengetahui, bahwa tidak ada yang seperti Aku di seluruh bumi
Yesaya 46:9 Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku..
Sebab itu Engkau besar, ya Tuhan ALLAH, sebab tidak ada yang sama seperti Engkau dan tidak ada Allah selain Engkau menurut segala yang kami tangkap dengan telinga kami. (II Samuel 7:22)
Tidak ada seperti Engkau di antara para allah,
ya Tuhan, dan tidak ada seperti apa yang Kau buat. Segala bangsa yang
Kau jadikan akan datang sujud menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan, dan
akan memuliakan nama-Mu. Sebab Engkau besar dan melakukan
keajaiban-keajaiban; Engkau sendiri saja Allah. Tunjukkanlah kepadaku
jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah
hatiku untuk takut akan nama-Mu. Aku hendak bersyukur kepada-Mu, ya
Tuhan, Allahku, dengan segenap hatiku, dan memuliakan nama-Mu untuk
selama-lamanya; (Mazmur 86:8-12)
emudian berdirilah Salomo di
depan mezbah TUHAN di hadapan segenap jemaah Israel, ditadahkannyalah
tangannya ke langit, lalu berkata: “Ya TUHAN, Allah Israel! Tidak ada Allah seperti Engkau di langit di atas dan di bumi di bawah;
Engkau yang memelihara perjanjian dan kasih setia kepada hamba-hamba-Mu
yang dengan segenap hatinya hidup di hadapan-Mu; (I Raja-raja 8:22-23)
BERDASARKAN AYAT2 DI ATAS TUHAN ALLAH TIDAK AKAN MENYAMAKAN DIRINYA DENGAN TUHAN2 AGAMA BERHALA SEPERTI KRISNA,MITRA,OSIRIS,ADONIS,TAMUS.DLL YG NOTABENNYA ADALAH SAMA2 MANUSIA YANG YANG DIPERCAYA SBG JELMAAN
TUHAN/TUHAN YANG TURUN KEBUMI DLL SAMA SEPERTI YESUS.
ADA UMAT KRISTEN YANG MAU BANTAH??? ITU BERARTI ANDA MEMBANTAH FIRMAN TUHAN ALLAH ANDA SENDIRI..
LANTAS SIAPAKAH SEBENARNYA YESUS YANG DI ANGGAP TUHAN OLEH UMAT KRISTIANI?????
Matius 13:57Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang
nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya."
Markus 6:4Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang
nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya."
Lukas 24:19Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah
seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.
Yohanes 4:19Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau
seorang nabi.
Yohanes 9:17Lalu
kata mereka pula kepada orang buta itu: "Dan engkau, apakah katamu
tentang Dia, karena Ia telah memelekkan matamu?" Jawabnya: "Ia adalah
seorang nabi."
Yohanes 17:3Inilah hidup
yang kekal itu, yaitu bahwa mereka
mengenal
Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus
yang telah Engkau utus.
Yohanes 4:22Kamu
menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami
menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.====TUHAN KOK MENYEMBAH TUHAN???
wahhh
jelas banget YESUS memang hanyalah seorang nabi Utusan ALLAH, jika
yesus seorang NabI pastilah mempunyai TUHAN,apakah ALKITAB juga menulis
YESUS PUNYA TUHAN??? WAHH MASAK TUHAN PUNYA TUHAN???? CEKIPROT GAN..
Yohanes 20:17 Kata Yesus kepa
danya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku
dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku
dan Bapamu, kepada
Allah-Ku dan Allahmu."
Markus 12:29Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan
Allah kita, Tuhan itu esa.=====TUHAN Allah kita[TUHAN Aku/Yesus dan kalian]
_______________________________________________________________________________
:: MENURUT AL-QURAN
eksistensi
Tuhan menurut Al-Qur’an, bahwa Tuhan juga punya Kuasa untuk menjadikan
diri-Nya :
[42:11]…Tidak ada sesuatupun yang
serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat.[112:4]
dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.
Jadi
kalau berdasarkan informasi dari sumber lain yang menyatakan bahwa
Tuhan bisa saja menjelma menjadi apapun yang Dia mau, maka kita juga
harus menerima bahwa Tuhan juga bisa ‘tidak setara dengan apapun’ atau
juga ‘tidak menyerupai sesuatupun’, dan itu memang maunya Dia sesuai apa
yang disampaikan dalam Al-Qur’an.
Penjelasan kedua ayat
ini memastikan bahwa eksistensi/wujud Tuhan tidak bisa dijangkau oleh
panca indera kita, karena kalau bisa maka tidak sejalan dengan
pernyataan tersebut.Dalam ayat lain, Allah mengkonfirmasikan :
[6:103]
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat
melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha
Mengetahui.
Logika yang kita
pakai untuk menerima Tuhan yang menjelma menjadi manusia karena Tuhan
punya Kuasa untuk menjadi apapun yang Dia inginkan, bisa juga kita
pakai untuk menerima pernyataan Al-Qur’an ini.
Lalu menjawab pertanyaan : “Mengapa melalui Panca Inderanya tidak dapat mendeteksi KEBERADAAN TUHAN?”, kita robah menjadi :”
Mengapa Tuhan tidak memberikan kemampuan kepada manusia untuk bisa melihat-Nya dengan panca indera..?”
karena konsisten dengan alasan Kristen soal Kekuasaan Tuhan tadi, maka
berdasarkan Kuasa-Nya tentu saja manusia akan bisa melihat wujud
Tuhan, namun dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa Tuhan tidak memberikan
kemampuan panca indera manusia untuk bisa menjangkau eksistensi-Nya.
Apa alasannya..???
Tentu saja Tuhan tidak perlu
menjelaskan apa alasan Dia tidak memberikan kemampuan tersebut, karena
berdasarkan Kuasa yang Dia miliki, Tuhan bisa berbuat apapun tanpa
perlu repot-repot memberikan alasan.
[7:143] Dan
tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah
Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya,
berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar
aku dapat melihat kepada Engkau”. Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali
tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia
tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku”.
Tatkala
Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu
hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar
kembali, dia berkata: “Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau
dan aku orang yang pertama-tama beriman”. Keinginan nabi Musa tersebut
karena beliau ingin memperkuat keimanan, namun akhirnya nabi Musa malah
bertaubat karena meminta hal tersebut. Disini digambarkan bahwa
keinginan untuk bisa melihat Allah dengan panca indera merupakan hal
yang tidak baik. Selanjutnya Al-Qur’an menggambarkan keinginan melihat
Allah oleh Fir’aun, namun dengan cara yang agak ‘lucu’ :
[40:36]
Dan berkatalah Fir’aun: “Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan
yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, [40:37] (yaitu)
pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan
sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta”. Demikianlah dijadikan
Fir’aun memandang baik perbuatan yang buruk itu, dan dia dihalangi dari
jalan (yang benar); dan tipu daya Fir’aun itu tidak lain hanyalah
membawa kerugian.
Dasar
dari keinginan Fir’aun ini adalah dalam konteks ‘menantang’ Musa,
Al-Qur’an menjelaskan bahwa perbuatan ini adalah perbuatan buruk,
sekalipun Fir’aun menganggapnya baik. Selanjutnya Al-Qur’an menjelaskan
keinginan manusia lain, yaitu kaum Yahudi umat nabi Musa yang ingin
melihat Allah dengan panca indera, dasar dari keinginan ini adalah
keingkaran, yaitu setelah Allah memberikan bukti keberadaan-Nya melalui
‘tanda-tanda’ yang disampaikan nabi Musa, namun Yahudi meminta lebih,
ingin melihat Tuhan. Al-Qur’an menggolongkan tindakan ini adalah suatu
kezaliman dan mendapat hukuman dari Allah :
[2:55]
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: “Hai Musa, kami tidak akan
beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu
kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya”.
[4:153]
Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah
Kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa
yang lebih besar dari itu. Mereka berkata : “Perlihatkanlah Allah
kepada kami dengan nyata”. Maka mereka disambar petir karena
kezalimannya,..
Kemudian ada satu ayat yang menggambarkan kondisi di akherat, yaitu penyesalan dari orang-orang yang tersesat di dunia :
[25:21]
Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuan(nya) dengan
Kami: “Mengapakah tidak diturunkan kepada kita malaikat atau (mengapa)
kita (tidak) melihat Tuhan kita?” Sesungguhnya mereka memandang besar
tentang diri mereka dan mereka benar-benar telah melampaui batas(dalam
melakukan) kezaliman”.
Itupun
dikatakan Al-Qur’an sebagai suatu kezaliman dan tindakan ‘memandang
besar diri sendiri’.Jadi kesimpulannya, Al-Qur’an menyampaikan bahwa
Tuhan tidak memilih berdasarkan Kuasa-Nya agar manusia bisa menjangkau
eksistensi-Nya dengan panca indera, dan Tuhan juga telah menetapkan
bahwa keinginan ataupun permintaan untuk hal tersebut merupakan suatu
kezaliman.
Dari sisi manusianya sendiri, kita tentu
boleh-boleh saja memikirkan apa alasannya, misalnya :”Melihat matahari
saja mata kita tidak sanggup, bagaimana pula halnya kalau kita melihat
Tuhan yang menciptakan matahari..??”. Tapi itu hanya berdasarkan akal
pikiran kita sekalipun memang alasan tersebut masuk akal.
Lalu
ada pertanyaan : “Bagaimana Al-Qur’an mengajarkan manusia sehingga
dapat mengenal Tuhan yang tidak terdeteksi melalui panca indera
manusia..?”. Yang bisa dideteksi dengan panca indera kita adalah
tentang ‘tanda-tanda’ keberadaan Tuhan, dan bukan tentang
eksistensi/wujud Tuhan itu sendiri. Tanda-tanda tersebut bisa dijangkau
oleh panca indera kita dan juga akal pikiran kita. Malah melalui
Al-Qur’an, Allah mewajibkan setiap manusia untuk mengamati dengan panca
inderanya dan memikirkan dengan akal pikirannya terhadap ‘tanda-tanda’
keberadaan Tuhan ini, agar kita bisa meyakini bahwa Tuhan tersebut
memang ada/eksis/wujud.
[41:53] Kami akan
memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala
wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka
bahwa Al Qur’an itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya
Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?
[41:39]
Dan di antara tanda-tanda-Nya (Ialah) bahwa kau lihat bumi kering dan
gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak
dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya, Pastilah dapat
menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu.
[40:81]
Dan Dia memperlihatkan kepada kamu tanda-tanda (kekuasaan-Nya); maka
tanda-tanda (kekuasaan) Allah yang manakah yang kamu ingkari?
[40:13]
Dia-lah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya dan
menurunkan untukmu rezki dari langit. Dan tiadalah mendapat pelajaran
kecuali orang-orang yang kembali (kepada Allah).
[2:164]
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam
dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi
manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu
dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia
sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan
yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat)
tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
[10:24]
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air
(hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya
karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan
manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna
keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemliknya
mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya
azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan
(tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit,
seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan
tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.
[57:17]
Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah
matinya. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda
kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya.
Intinya
adalah segala yang ada di alam semesta merupakan bukti tentang
eksistensi Allah, tapi ini tentu hanya berlaku bagi orang yang melihat
dengan ‘hati’ dan mampu berpikir :
[22:46]
maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai
hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang
dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata
itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.
[6:25]
Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkani (bacaan)mu, padahal
Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka (sehingga mereka
tidak) memahaminya dan (Kami letakkan) sumbatan di telinganya. Dan
jikapun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau
beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk
membantahmu, orang-orang kafir itu berkata: “Al-Qur’an ini tidak lain
hanyalah dongengan orang-orang dahulu.”
[45:23]
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah
telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan
atas penglihatannya. Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk
sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil
pelajaran?
Ternyata yang
dikatakan ‘mampu’ melihat tanda-tanda eksistensi Allah itu bukan hanya
terbatas pada pandangan mata atau mendengar dengan telinga saja, tapi
mata dan telinga yang dibimbing oleh hati yang tunduk dan tulus ingin
mengetahui eksistensi Tuhan.
Jadi tidak aneh kalau banyak
mahasiswa sekolah seminari yang khusus mempelajari Al-Qur’an,
sekalipun sudah membaca Al-Qur’an seluruhnya dan berkali-kali, namun
karena dasarnya punya niat yang tidak baik, maka Al-Qur’an tidak akan
bisa menjadi petunjuk agar mereka kembali kejalan yang benar, malah
semakin dibaca semakin tersesat, dan yang rugi tentunya diri mereka
sendiri.
Sebaliknya bagi orang yang punya niat baik dan
tulus, benar-benar ingin mengenal Allah dan ingin mendapat
bimbingan-Nya, maka tidak perlu harus melihat Tuhan dengan panca indera,
Allah akan memberikan bimbingan pengenalan kepada-Nya melalui
tanda-tanda keberadaan Tuhan dan orang tersebut makin mengenal Allah
tanpa harus melihat wujud-Nya :
[21:49] (yaitu)
orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak
melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat.
[35:18]
Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika
seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul
dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang
dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu beri
peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya
(sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka mendirikan sembahyang.
Dan barangsiapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya ia mensucikan
diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allahlah kembali(mu).
[5:94]
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya Allah akan menguji kamu
dengan sesuatu dari binatang buruan yang mudah didapat oleh tangan dan
tombakmu supaya Allah mengetahui orang yang takut kepada-Nya, biarpun
ia tidak dapat melihat-Nya. Barang siapa yang melanggar batas sesudah
itu, maka baginya azab yang pedih.
Dengan
konsep ketuhanan ini, kita bisa bertanya :”Apa akibatnya terhadap
persepsi dan gambaran yang muncul dari seorang Muslim terhadap
Tuhannya..?”.
Katakanlah ketika seorang Muslim bersujud
di tengan malam, sendirian , mengadu kepada Tuhannya tentang masalah
yang tengah dihadapi, atau ketika seorang Muslim terjebak dalam situasi
hidup mati dan tidak ada tempat atau sesuatu untuk minta tolong
kecuali Allah, lalu Muslim tersebut berteriak :”Yaa..Allah, tolonglah
hamba-Mu ini…!!”. Apa yang tergambar di kepalanya tentang wujud
Tuhan..??
Saya pastikan TIDAK ADA SATUPUN MUNCUL WUJUD
(BENTUK) DALAM PIKIRANNYA…, tapi yang ada adalah suatu keyakinan bahwa
Allah itu ADA, Kekuasaan-Nya SANGAT DEKAT, Dia pasti MENDENGAR jeritan
minta tolong si Muslim, Dia BERKUASA untuk menolong, kalau Dia sudah
menolong TIDAK ADA SESUATUPUN YANG BISA MENGHALANGI. Begitulah
eksistensi Tuhan yang selalu ada dalam hati setiap Muslim.
Sekarang
kita berandai-andai kalau kita menjadi seorang Kristen.Ketika kita
menyeru :” Yesus..!! tolonglah saya..!!”, apa yang tergambar dalam hati
dan pikiran kita..??? Tentu saja akan muncul sosok laki-laki, berambut
panjang, hidung mancung Eropa, ganteng, pakai janggut, mungkin
telanjang cuma pakai sepotong kain.
Atau kita berdo’a
:”Bapa yang ada di surga..”, apa yang tergambar di kepala kita..??
tentu saja gambaran seorang tua berjanggut putih, pasti berkulit putih,
mukanya teduh dan penuh senyum seperti muka pak Harto.
Dimanakah
Bapa..?? tentu saja bukan berada didepan atau disamping kita, tapi nun
jauh di surga, diatas awan, Bapa melihat dari kejauhan. Kalaupun kita
meminta :”Yaa Ruh Kudus….!!”, pasti gambaran yang muncul adalah seekor
burung merpati yang turun dari langit.
Lebih hebat lagi,
bagaimana kalau kita menyebut ketiga-tiganya :”Bapa, Yesus dan Ruh
Kudus…, tolonglah saya….!!”, gambaran yang muncul dalam hati dan
pikiran adalah ketiga-tiganya berjejer dengan wujudnya masing-masing.
Dan Kristen akan bersusah-payah menipu dirinya sendiri untuk
‘memblender’ ketiga wujud tersebut menjadi satu.