..Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan
Injil .. QS. 7:157
Memberi khabar gembira dengan (datangnya)
seorang Rasul yang akan datang sesudahku (nabi Isa AS), yang namanya Ahmad ..
QS. 61:6
Dua ayat di atas memberikan pengertian sangat kuat bahwa
akan ada seorang nabi yang akan datang sesudah kenabian Isa AS dengan nama
‘Ahmad’ yang tercatat dalam kitab Taurat dan Injil (Alkitab) yaitu kitab yang
sekarang menjadi pegangan umat Kristiani.
Tetapi nama ‘Ahmad’ tidak kita
temukan secara langsung dalam Alkitab yang ada sekarang ini, hal ini bisa
terjadi karena memang tidak ada Alkitab yang berbahasa aslinya yaitu bahasa
Ibrani atau karena sengaja disembunyikan atau karena memang ada kesalahan
penulisan dan penterjemahan.
Alhamdulillah, dengan usaha keras, ulet dan
teliti dari para pakar akhirnya terkuak juga letak kesalahannya yang menyebabkan
hilangnya nama Ahmad dalam Alkitab yang ada sekarang ini. Sebagaimana yang kita
ketahui, bahasa yang dipergunakan oleh nabi Isa AS beserta kaumnya adalah bahasa
Ibrani, begitu pula firman Allah dan sabda nabi Isa AS juga dalam bahasa Ibrani.
Dengan demikian nubuat-nubuat yang ada dalam Injil kalau kita kembalikan ke
dalam baha-sa Ibrani, nama Ahmad akan muncul sangat nyata dengan sendirinya,
begitu juga dengan Taurat, kalau kita kembalikan ke dalam bahasa aslinya, nama
Ahmad juga akan muncul dengan sendirinya.
Sang HIMADA adalah
AHMAD
Sebab-sebab turunnya nubuat akan kedatangan seorang nabi yang
diutus bagi semua bangsa yang bernama “Ahmad” adalah ketika bangsa Israel yang
telah hancur jatuh terpuruk diijinkan kembali membangun Yerusalem dan Bait
Sulaiman yang telah diratakan dengan tanah oleh bangsa Khaldea, sebagian orang
berada dalam kegembiraan dan sebagaian yang lain berada dalam kesedihan yang
memilukan karena teringat kembali akan keindahan Bait Agung
Sulaiman.
Pada saat itulah, Allah mengutus Haggai (Menurut Alkitab Haggai
adalah seorang nabi) untuk menghibur bangsa Israel yang telah terpuruk dengan
menyampaikan janji Allah bahwa akan diutus seseorang yang akan mengangkat
kembali bangsa Israel dari keterpurukan :
Dan aku akan menggoncangkan
semua bangsa, dan HIMADA untuk semua bangsa ini akan datang; dan aku akan
mengisi rumah ini dengan kemegahan, kata Tuhan pemilik rumah. Hagai
2:7
Seseorang yang diutus untuk mengangkat kembali bangsa Israel adalah
Himada, bangsa Israel tentu menunggu sang Himada segera datang agar bangsanya
segera bangkit dari keterpurukan. Namun sayang seribu sayang bangsa Israel tidak
menafsirkan kata Himada sebagai nama riil seorang nabi yang diutus, tetapi
mereka menafsirkan kata Himada sebagai kata sifat yang abstrak sesuai arti
Himada dalam bahasa mereka yaitu : keinginan, hasrat, kerinduan dan
pujian.
Tentu saja ketika janji Allah tersebut diterjemahkan kedalam
bahasa lain, maka yang terjadi adalah kata Himada akan ikut diterjemahkan dan
berubah dengan sendirinya, mari kita lihat terjemahannya ke dalam bahasa Inggris
:
And I will shake all nations, and the desire of all nations shall
come: and I will fill this house with glory, saith the LORD of hosts. Hagai
2:7
Lihatlah kata Himada diterjemahkan menjadi desire dalam bahasa
Inggris yang artinya keinginan atau hasrat, hal ini dianggap benar oleh para
penulis Injil karena mereka memahami Himada bukanlah nama orang tetapi sebagai
kata benda abstrak.
Perlu diketahui terjemahan Alkitab dalam bahasa
apapun, baik kedalam bahasa Arab, Indonesia, Jepang, Spanyol dan bahasa-bahasa
lainnya adalah mengambil dari Alkitab yang berbahasa Inggris tersebut, sehingga
tidak aneh kalau kita tidak menemukan nama Ahmad dalam Alkitab.
Mari kita
lihat terjemahan Alkitab dalam bahasa Indonesia yang diterjemahkan dari Alkitab
berbahasa Inggris :
Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga
barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan
memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam. Hagai
2:8
Lihatlah kata desire dalam bahasa inggris diterjemahkan menjadi
barang yang indah-indah, dari sini saja sudah nampak distorsi dari Inggris ke
Indonesia, sehingga makin tersembu-nyilah nama Ahmad dalam Alkitab. Sebagai
informasi tambahan, kalau kita amati Alkitab berbahasa Inggris mencatat ayat
tersebut dalam Hagai 2:7 tetapi dalam Alkitab berbahasa Indonesia tercatat dalam
Hagai 2:8 tentu saja selisih satu ayat ini perlu dipertanyakan
penyebabnya.
Tetapi kalau Alkitab yang berbahasa Inggris kita terjemahkan
ke dalam bahasa Yahudi atau Ibrani, maka kata Himada tersebut akan muncul
kembali dengan sendirinya, kurang-lebihnya seperti berikut ini :
“ve
yavu himdath kol haggoyim”
Huruf th dalam kata Himdath bisa diganti
menjadi hi atau bahkan dihilangkan sama sekali, sekarang mari kita analisa
kata-kata dalam bahasa Yahudi, Ibrani dan Arab :
Himdath = Himdahi
= Himda = bahasa Yahudi
Himada = bahasa Ibrani
Ahmad =
bahasa Arab
Semua kata tersebut mempunyai kesamaan arti yaitu terpuji dan
mempunyai kesamaan akar kata yaitu H-M-D, lihatlah bila kita hilangkan
vokal dan kita biarkan konsonannya, maka akan menjadi :
H-M-D =
dalam bahasa Yahudi
H-M-D = dalam bahasa Ibrani
H-M-D =
dalam bahasa Arab
Tentu ini sebuah bukti yang tak dapat dibantah
sedikitpun, dan bagi siapapun yang ahli dalam bahasa Semit tentu mempunyai
kesimpulan yang sama bahwa Himada dan Ahmad adalah sama, tentu kesimpulannya
adalah nama Ahmad memang ada dalam Alkitab.
PARAKLÊTOS adalah
AHMAD
Bangsa Israel/Yahudi melihat nabi Isa AS ternyata bukanlah nabi
yang dijanjikan Allah seperti yang disampaikan oleh Haggai yang dapat mengangkat
bangsa Israel/Yahudi dari keterpurukan. Oleh karena itulah Bani Israel masih
terus mencari siapakah orang yang dijanjikan Allah seperti yang disampaikan
Haggai ?.
Suatu ketika Yesus berpidato kepada kaumnya, memberitakan akan
ada nabi lain yang akan diutus sesudah dirinya, menurut Yesus kedatangan nabi
tersebut tidak akan lama lagi.
Pidato Yesus tersebut sangat dipahami oleh
orang-orang Israel, namun sayang sekali mereka tidak langsung menuliskan apa
yang disabdakan Yesus ketika itu, dan pidato Yesus yang berbahasa Ibrani
tersebut baru dicatat enampuluh (60) tahun kemudian dan itupun dalam bahasa
Yunani oleh orang yang mengaku bernama Yohanes :
“Kagō erōtaō tou
patēr kai allos paraklētos didōmi humin hina meta humōn eis tou aiōn eimi”
Yohanes 14:16
Kata Paraklētos mempunyai beberapa arti yaitu:
mengagungkan, memuji dan penolong, dan kalau kata Paraklētos diterjemahkan ke
dalam bahasa Ibrani, kata yang didapat adalah : Hamida
Kalau kata
Hamida yang disebut oleh Yesus diartikan sebagai kata benda abstrak maka
terjemahan pidato Yesus adalah seperti berikut ini :
Aku akan minta
kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya
Ia menyertai kamu selama-lamanya. Yohanes 14:16
Tetapi kalau kata
Hamida yang disebut Yesus diartikan sebagai sebuah nama yang konkrit maka
terjemahannya adalah seperti berikut ini :
Aku akan minta kepada Bapa,
dan Ia akan memberikan kepadamu Hamida, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.
Yohanes 14:16
Maka pidato Yesus tersebut senada dengan Firman Allah
SWT dalam Al-Qur’an :
Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata:
"Hai bani Israil,….(aku.) memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang
Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad ". QS.
61:6
Tentu hasil akhir yang kita dapatkan adalah kata Hamida dalam bahasa
Ibrani dan kata Ahmad dalam bahasa Arab, dan kedua kata ini adalah berasal dari
akar kata yang sama yaitu H-M-D dan mempunyai arti yang sama yaitu terpuji, dan
senada pula dengan makna Periklētos.
Sebagaimana penjelasan di atas, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa, apakah kata Hamida dianggap sebagai kata benda
abstrak atau riil, jika kita kembalikan ke dalam bahasa Yesus yaitu Ibrani, maka
nama Ahmad tidak akan mampu disembunyikan lagi.
KEAJAIBAN NAMA
MUHAMMAD
Sesuatu yang sangat menarik adalah, tidak ada seorangpun
yang bernama Ahmad atau Muhammad sejak nabi Adam diciptakan sampai dengan
lahirnya seorang anak dari Abdullah dan Siti Aminah.
Hal ini bukanlah
kebetulan yang direkayasa kalau Siti Aminah memberi nama Muhammad pada anaknya,
tetapi hanya semata-mata sebagai takdir Allah Yang Maha Kuasa dan sebagai bukti
ke-Agungan rencan-Nya.
Sumber :
1. Perjanjian Baru
Interlinier, Yunani Indonesia Diterbitkan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI)
2.
Konkordasi Perjanjian Baru - LAI
3. Menguak Misteri Muhammad – Sahara
Publishers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar