Penyaliban
adalah inti keimanan Kristiani,Bagi Kristiani, penyaliban adalah jalan
keselamatan satu-satunya dalam memperoleh hidup yang kekal.
Dogma penebusan dosa melalui penyaliban tercipta berdasarkan adanya
keyakinan terhadap dosa waris yang semuanya diciptakan oleh oknum yang
sama, Paulus dari Tarsus. Disini kita tidak akan membahas mengenai
kepalsuan dogma penebusan dosa ataupun dosa waris, tapi kita akan
menguak kepalsuan kematian Yesus diatas kayu salib melalui persepsi
Bible sendiri, dengan kata lain, akan kita buktikan bersama bahwa Yesus
tidak mati diatas kayu salib berdasarkan Bible!
Kronologis kejadian dari Bible sendiri yang akan kami paparkan
berikut mengenai peristiwa dugaan kematian Yesus dalam penyaliban
sebelum dan sesudahnya akan membuktikan kebenaran tersebut.
Persiapan Untuk Jihad
Yesus sebelumnya telah mengetahui akan rencana Yahudi untuk
menangkap dan membunuhnya, hal tersebut telah diucapkannya dengan
menubuatkan Yudas yang akan menyerahkannya. Hal yang menjadi sorotan
adalah bahwa Yesus tidak mau hanya duduk dan menunggu ditangkap oleh
kaum Yahudi. Dia menyiapkan murid-muridnya akan adanya bentrokan dan
pertikaian, dan persiapan akan senjata adalah hal yang diperlukan.
Lukas 22:35-36
22:35 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Ketika Aku mengutus kamu
dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu
kekurangan apa-apa?”
22:36 Jawab mereka: “Suatu pun tidak.” Kata-Nya kepada mereka:
“Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia
membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak
mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang.
Ini adalah persiapan untuk perang, untuk melakukan Jihad!
Murid-muridnya telah dipersenjatai. Mereka telah mempunyai gambaran hal
yang akan terjadi selanjutnya. Mereka tidak mau menyerah bergitu saja
dijadikan bulan-bulanan kaum Yahudi tanpa adanya perlawanan yang
berarti.
Lukas 22:38 Kata mereka: “Tuan, ini dua pedang.” Jawab-Nya: “Sudah cukup.”
Senjata telah siap, perlawanan akan dilakukan. Kristiani sering
memberikan asumsi bahwa pedang yang dimaksud Yesus adalah pedang roh.
Entah apa maksud dari pedang roh tersebut, namun jika yang dimaksud
tersebut adalah pedang roh, lalu jubah apa yang dimaksud untuk dijual
Yesus? Jubah roh? Apa pula maksud dari dua pedang yang telah
murid-muridnya siapkan? Dan yang terpenting, pedang roh tentu tidak
akan dapat memutuskan telinga seorang hamba Imam Besar.
Matius 26:51 Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus
mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada
hamba Imam Besar sehingga putus telinganya.
Dalam hal ini Yesus sama sekali tidak membicarakan tentang pedang
roh, satu-satunya pedang yang dimaksud Yesus tersebut adalah pedang
untuk melukai, untuk melakukan perlawanan, untuk membela diri.
Hal yang seharusnya menjadi pertanyaan, jika saat itu Yesus ingin
melakukan perang, mengapa dua pasang pedang saja sudah cukup? Hal ini
dapat dimengerti bahwa Yesus belum tahu kondisi diluar jangkauannya
mengenai seberapa besar pasukan Romawi yang akan menangkapnya, Yesus
tidak bermaksud melakukan pertumpahan darah besar-besaran dengan
tentara Romawi, dia hanya ingin menunjukkan bahwa dia bukanlah mangsa
yang dapat ditangkap dengan mudah. Alasan lain yang dapat dijadikan
patokan adalah masalah keuangan yang tidak memungkinkan, Yesus hanya
menyuruh murid yang memiliki jubah untuk dijual dalam membeli pedang.
Yesus mengetahui kesetiaan murid-muridnya yang menyertainya saat itu
yang bersedia berkorban dan mati demi dirinya. Dengan senjata yang
seadanya serta rasa percaya diri dan keyakinan terhadap gurunya,
murid-murid Yesus yakin dapat memenangkan pertempuran dalam menghadapi
kaum Yahudi.
Ahli Siasat Dan Strategi
Senjata dan keberanian telah siap dalam menghadapi hal yang tidak
diinginkan, strategi dan benteng pertahanan tentu adalah hal yang juga
perlu dipersiapkan dalam peperangan. Di Getsemani lah Yesus mengatur
hal tersebut. Getsemani adalah tempat Yesus dan murid-muridnya bersama
sebelum penyaliban, peristiwan di Getsemenai adalah saat-saat terakhir
Yesus sebelum diserahkan untuk disalib.
Yesus telah membuktikan bahwa dirinya mempunyai keahlian dalam
mengatur strategi dan rencana, peka terhadap sinyal-sinyal bahaya dan
banyak akal. Saat itu bukan waktunya untuk duduk dan ongkang-ongkang
kaki untuk menjadi sasaran empuk bagi musuh-musuhnya. Suatu malam,
sewaktu sedang menuju Getsemani (Bukit Zaitun) dengan suatu bangunan
berdinding batu yang jauhnya 5 mil dari kota, dia menggambarkan betapa
seriusnya situasi saat itu. Resiko yang harus dihadapi apabila mereka
gagal dalam serangan ini.
Anda tidak perlu menjadi anggota militer yang jenius untuk menilai
itu. Yesus menunjukkan kekuatannya sebagai ahli siasat yang lihai dan
pandai dalam mengatur ‘prajurit’nya. Yesus menempatkan delapan dari
sebelas muridnya pada pintu masuk bangunan tersebut.
Matius 26:36 Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya
ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada
murid-murid-Nya: “Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk
berdoa.”
Pertanyaan yang mengganggu para pemikir adalah: “Mengapa mereka
semua pergi ke Getsemani?” Untuk beribadah? Apakah mereka tidak bisa
pergi ke kuil Sulaiman yang mereka lewati apabila tujuan mereka hanya
untuk beribadah? Tidak! Mereka pergi ke kebun itu sehingga mereka
berada pada posisi yang lebih baik untuk membela diri dari serangan
musuh.
Perhatikan, Yesus tidak mengajak kedelapan muridnya untuk beribadah.
Dia menempatkan muridnya secara strategis pada pintu masuk kebun,
mempersenjatai dengan pedang, karena situasi yang mungkin terjadi.
Matius 26:37-38
26:37 Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar,
26:38 lalu kata-Nya kepada mereka: “Hati-Ku sangat sedih, seperti
mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.”
Kemana dia membawa Petrus serta Yohanes dan Yakobus (dua anak
Zebedeus) sekarang? Ke dalam kebun itu! Apakah untuk beribadah? Tidak!
Untuk membuat jalur pertahanan. Dia menempatkan delapan orang itu pada
pintu masuk dan sekarang ketiga murid lainnya yang terkenal fanatik dan
bersemangat, dipersenjatai dengan pedang, hanya untuk ‘menunggu dan
mengawasi’, untuk mengawal! Gambaran ini sangat gamblang. Yesus tidak
memberikan gambaran apa pun bagi kita. Dan dia sendiri hanya berdoa!
Doa Yesus Di Getsemani
Matius 26:38-39
26:38 lalu kata-Nya kepada mereka: “Hati-Ku sangat sedih, seperti
mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.”
26:39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: “Ya
Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari
pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti
yang Engkau kehendaki.”
Doa Yesus diatas adalah bentuk permohonan Yesus agar dibebaskan dari
cawan kematian. Frasa ‘cawan’ dalam ayat tersebut bermaksud percobaan
dan fitnah Yahudi, dimana Yahudi ingin membuktikan bahwa Yesus adalah
mesias palsu dengan cara menyalibnya, penyaliban itulah pencobaannya.
Sehingga dengan kata lain maksudnya kematian dalam penyaliban. Jadi
Yesus berdoa agar terbebas dari kematian dalam penyaliban.
Dari doa Yesus diatas, sudah menunjukkan fakta kepada kita, yaitu:
Pertama, Yesus tidak ingin mati dikayu salib.
Kedua, Yesus tidak mengenal penebusan dosa oleh penyaliban.
Yesus telah berdoa penuh dengan hikmat dalam mengharapkan
pertolongan Allah, pertanyaan selanjutnya adalah apakah doa Yesus
dikabulkan?
Ibrani 5:7 Dalam hidupNya sebagai manusia, Ia telah
mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan
kepada DIA, yang sanggup menyelamatkanNya dari maut, dan karena
kesalehanNya Ia telah didengarkan.
Ayat diatas telah cukup menjelaskan bahwa doa Yesus dikabulkan
Allah, dimana Yesus berdoa penuh ratap tangis dan keluhan untuk
diselamatkan dari maut. Adakah Kristiani yang bersedia mengatakan doa
Yesus tidak didengar oleh Allah?
Perubahan Strategi Diluar Rencana
Senjata telah siap, jalur pertahanan telah sesuai, lalu mengapa
akhirnya Yesus tertangkap juga oleh tentara Romawi? Yesus telah salah
perhitungan. Melihat antusiasme yang ditunjukkan oleh murid-muridnya
pada acara perjamuan malam, dia yakin bahwa mereka bisa melawan Yahudi
yang akan menangkapnya. Namun kenyataannya, ternyata Yahudi lebih
cerdik dari apa yang dipikirnya, mereka membawa tentara Romawi bersama
mereka.
Yohanes 18:3 Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan
prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam
kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata.
Disamping itu karena kelalaian yang telah dilakukan murid-muridnya
dijalur pertahanan yang telah membuat Yesus kecewa. Kelalaian itu
adalah tertidur disaat-saat genting.
Matius 26:40 Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu
dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus:
“Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?
Markus 14:37 Setelah itu Ia datang kembali, dan mendapati
ketiganya sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: “Simon, sedang
tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam?
Yesus memperingatkan murid-muridnya untuk berjaga sebentar lagi, tapi lagi-lagi muridnya mengabaikan perintah Yesus tersebut.
Markus 14:40 Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka
sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat dan mereka tidak tahu jawab
apa yang harus mereka berikan kepada-Nya.
Hal tersebut membuat Yesus pasrah terhadap hal yang akan terjadi padanya, dan dia tidak ingin mengambil resiko.
Matius 26:44-45
26:44 Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga.
26:45 Sesudah itu Ia datang kepada murid-murid-Nya dan berkata
kepada mereka: “Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya
sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa.
Murid-muridnya tertangkap ketika mereka sedang lengah dan dalam
keadaan mengantuk, persiapan mereka selama ini buyar sudah. Mereka
tidak mungkin mengalahkan sepasukan tentara Romawi yang sedia dengan
pedang dan tameng serta keahlian militer yang mumpuni dalam keadaan
mengantuk dan tidak ada persiapan. Yesus mengetahui resiko apa yang
akan terjadi jika mereka melawan, Yesus berencana melakukan perubahan
strategi. Meskipun begitu, beberapa muridnya masih sangat yakin akan
keberanian mereka.
Lukas 22:49 Ketika mereka, yang bersama-sama dengan Yesus,
melihat apa yang akan terjadi, berkatalah mereka: “Tuhan, mestikah kami
menyerang mereka dengan pedang?”
Tetapi sebelum Yesus menjawab pertanyaan tersebut, Petrus yang
pemberani mengeluarkan pedang dan menghunus salah seorang penangkapnya
sehingga terpotong telinganya.
Matius 26:51 Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus
mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada
hamba Imam Besar sehingga putus telinganya.
Yesus tidak melawan tentara Romawi tersebut. Menyadari bahwa situasi
sudah berbalik dan tidak berjalan sesuai dengan strateginya, dia
menasihatkan murid-muridnya.
Matius 26:52 Maka kata Yesus kepadanya: “Masukkan pedang itu
kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan
binasa oleh pedang.
Apakah Yesus tidak mengetahui makna dari pernyataannya ketika dia
menyuruh murid-muridnya untuk menjual jubahnya dan membeli pedang?
Tentunya dia tahu! Lalu mengapa sekarang malah bertentangan? Sebenarnya
tidak ada pertentangan. Situasi telah berubah, jadi strategi harus juga
dirubah. Dia menyadari bahwa melawan tentara yang terlatih dan
bersenjatakan lengkap dengan mengandalkan pasukannya yang masih
mengantuk dan tidak siap, hanya merupakan tindakan bunuh diri.
Yohanes 18:12 Maka pasukan prajurit serta perwiranya dan
penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan
membelenggu Dia.
Yesus telah melakukan perubahan strategi, yaitu “menyerahlah untuk
menang”, atau bahasa harfiahnya “menyerahlah untuk tidak mati”. Yesus
tertangkap, diseret kehadapan pengadilan musuh-musuhnya.
Pengadilan Di Hadapan Imam Besar
Perjalanan menuju Yerusalem telah gagal. Penyerangan di bukit Zaitun
telah membuktikan kegagalan. Apabila ada hadiah bagi keberhasilan maka
akan ada pula balasan untuk kegagalan. Lawan sangat berat, Ditambah
dengan adanya kesengsaraan, cobaan, keringat dan darah.
Dengan tangan-tangan yang kuat, tentara-tentara Romawi menyeret
tubuh Yesus dari Getsemani ke Annas dan dari Annas ke Mahkamah Agama
dan dipertemukan dengan Uskup Agung dan sebagaimana yang ditunjukkan
kaum Yahudi ke Sanhedrin, untuk menghadapi pengadilan dan hukuman.
Matius 26:57 Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya
menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat
dan tua-tua.
Ketika jiwa Yesus terancam dalam sidang pengadilan musuh-musuhnya,
murid-muridnya justru enggan menampakkan batang hidungnya. Para murid
yang dari awal mengaku bersedia untuk mati demi Yesus sewaktu perjamuan
terakhir, menampakkan kesetiaan dalam strategi penyerangan di
Getsemani, sekarang bungkam dan seakan tidak perduli.
Markus 14:50 Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.
Belum usai penderitaan akan kegagalan Yesus dalam penyerangan di
Getsemani, dia juga akhirnya ditinggalkan murid-muridnya yang diyakini
setia terhadapnya. Yesus melawan tuduhan Imam Besar dan para ahli-ahli
Taurat, sendirian.
Matius 26:59-60
26:59 Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati,
26:60 tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang,
Pengadilan tersebut hanya sandiwara, bagaimanapun keputusan para
musuh Yesus tersebut sudah terekonstruksi sejak awal, Yesus harus
disalibkan. Tapi Yesus tidak dapat menahan diri untuk membela diri,
Yesus adalah oknum tidak bersalah yang ‘keras kepala’, meskipun dia
tahu keputusan apa yang ada dalam hati para pengadilnya yang tidak adil
tersebut untuk dirinya.
Yohanes 18:19-23
18:19 Maka mulailah Imam Besar menanyai Yesus tentang murid-murid-Nya dan tentang ajaran-Nya.
18:20 Jawab Yesus kepadanya: “Aku berbicara terus terang kepada
dunia: Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah,
tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara
sembunyi-sembunyi.
18:21 Mengapakah engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka, yang telah
mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka; sungguh, mereka tahu apa
yang telah Kukatakan.”
18:22 Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri
di situ, menampar muka-Nya sambil berkata: “Begitukah jawab-Mu kepada
Imam Besar?”
18:23 Jawab Yesus kepadanya: “Jikalau kata-Ku itu salah,
tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah
engkau menampar Aku?”
Ada hal yang perlu ditinjau ulang dalam keyakinan Kristiani mengenai
hal ini. Kristiani menisbahkan beberapa nubuat dalam Perjanjian Lama
kepada Yesus untuk menunjukkan bahwa takdir Yesus memang adalah untuk
disalibkan, salah satunya ayat Yesaya berikut:
Yesaya 53:7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas
dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke
pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang
menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Tapi anda telah menyaksikan sendiri bahwa Yesus tidak hanya diam
dihadapan musuhnya, mulai dari sebelum ditangkap sampai dalam
pengadilan. Yesus memberikan pembelaan terhadap dirinya dan tidak
sesuai dengan maksud nubuat tersebut. Lagi, Kristiani menisbahkan
nubuat yang salah kepada Yesus yang disangka Yesus sebagai
penggenapannya, dan masih banyak berbagai klaim nubuat tidak cocok
lainnya yang dapat anda teliti sendiri.
Nasib Yesus sudah diputuskan. Imam Besar di Mahkamah Agama (Kepala
Imam-imam Yahudi) adalah orang yang mengambil keputusan pada setiap
pengadilan sipil berdasarkan persangkaannya terhadap terdakwa. Dia
telah memutuskan bahwa Yesus harus mati, tanpa mendengar persidangan
pembelaan dan lain-lain. Dia telah merekomendasikan kepada mahkamah
untuk membunuh Yesus bahkan sebelum terjadi kasus tersebut.
Yohanes 11:50 dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu,
jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita
ini binasa.”
orang Yahudi tentu tidak mengimani bahwa Yesus adalah penebus dosa
manusia, lalu apa maksud bahwa Yesus mati untuk seluruh bangsa?
Yohanes 47-48
11:47 Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil
Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: “Apakah yang harus
kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat.
11:48 Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya
kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat
suci kita serta bangsa kita.”
Yohanes 11:53 Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia.
Jadi, yang dimaksud tebusan untuk orang banyak adalah tidak lebih
bahwa Yesus semacam tumbal untuk menghindari amuk orang Romawi. Para
imam Yahudi tidak ingin Yesus banyak pengikut yang dapat menggeserkan
kekuasaan mereka sehingga jalan satu-satunya adalah membunuh Yesus.
Pada dasarnya tidak ada dosa yang harus ditebus, bagaimanapun kematian
diatas kayu salib adalah suatu bentuk kutuk dan penghinaan dan inilah
yang diinginkan oleh orang Yahudi.
Kaum Yahudi telah salah menilai Yesus bahwa dia menghina dan
berkhianat terhadap ajaran agama. Kristen adalah sama dengan Yahudi
dalam hal menghina Yesus, tetapi masalahnya berbeda. Baik Yahudi maupun
Kristen keduanya menginginkan Yesus mati. Satu untuk “kekuasaan diri”
dan yang satu lagi untuk “penebusan dosa”, dan tidak ada dari keduanya
yang benar. Yesus tidak mempunya hasrat menghasut bangsa Romawi merebut
tempat suci, dan Yesus juga tidak pernah punya keinginan menebus dosa
manusia serta tidak punya pengetahuan apapun soal penebusan diatas kayu
salib yang merupakan dogma Paulus.
Pengadilan Di Hadapan Pilatus
Matius 27:2 Mereka membelenggu Dia, lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus, wali negeri itu.
Keputusan diambil dengan cepat dan bulat. Tapi tanpa izin tentara
Romawi, mereka tidak bisa menghukumnya. Pagi-pagi sekali, mereka
membawa Yesus ke Pilatus, karena seperti yang mereka katakan:
Yohanes 18:31 …Kata orang-orang Yahudi itu: “Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang.”
Yesus di wawancarai oleh Pilatus, pada dasarnya Pilatus tidak
terlalu tertarik terhadap kasus Yesus. Menurutnya Yesus tidak
membahayakan negaranya, dia tidak menentang kerajaan Romawi. Bahkan
Pilatus mengetahui bahwa orang Yahudi menyerahkan Yesus hanya sekedar
dengki terhadapnya yang semakin hari mendapatkan banyak pengikut dan
dapat melongsorkan otoritas mereka.
Matius 27:18 Ia memang mengetahui, bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki.
Dengan sikap bijaksana, Pilatus memberikan pembelaan terhadap Yesus.
Yohanes 18:38b Sesudah mengatakan demikian, keluarlah Pilatus
lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada mereka: “Aku
tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.
Dalam masalah tersebut, Pilatus menemukan bahwa Yesus tidak
bersalah. Namun, pembelaan tersebut belumlah cukup, teriakan Yahudi
yang haus dalam membunuh setiap Nabi dan Rasul Allah semakin memanaskan
suasana. Pilatus pun menitahkan sekedar menyiksa Yesus tanpa
menyalibnya.
Yohanes 19:1-3
19:1 Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia.
19:2 Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu,
19:3 dan sambil maju ke depan mereka berkata: “Salam, hai raja orang Yahudi!” Lalu mereka menampar muka-Nya.
19:4 Pilatus keluar lagi dan berkata kepada mereka: “Lihatlah, aku
membawa Dia ke luar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak
mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.”
19:5 Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus kepada mereka: “Lihatlah Manusia itu!”
Pilatus telah berusaha mati-matian dalam membela Yesus yang tidak
bersalah, Pilatus telah yakin bahwa Yesus memang tidak seharusnya mati.
Dalam kegalauan suasana perjalanan sidang seperti itu, istri Pilatus
mengirimkan pesan dan memberikan dukungan moril terhadap dirinya.
Matius 27:19 Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan,
isterinya mengirim pesan kepadanya: “Jangan engkau mencampuri perkara
orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi
malam.”
Telah menjadi kebiasaan bagi wali negeri untuk membebaskan satu
orang hukuman pada tiap-tiap hari raya atas pilihan orang banyak.
Pilatus memanfaatkan momen hari raya tersebut.
Yohanes 18:39 Tetapi pada kamu ada kebiasaan, bahwa pada Paskah
aku membebaskan seorang bagimu. Maukah kamu, supaya aku membebaskan
raja orang Yahudi bagimu?”
Matius 27:16-17
27:16 Dan pada waktu itu ada dalam penjara seorang yang terkenal kejahatannya yang bernama Yesus Barabas.
27:17 Karena mereka sudah berkumpul di sana, Pilatus berkata
kepada mereka: “Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu, Yesus
Barabas atau Yesus, yang disebut Kristus?”
Pilatus menyandingkan Yesus dengan Barabas yang dikatakan sebagai
penyamun, harapan Pilatus agar imam-imam Yahudi tersebut mau
membebaskan Yesus dan menghukum Barabas. usaha yang sia-sia.
Matius 27:21-22
27:21 Wali negeri menjawab dan berkata kepada mereka: “Siapa di
antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?” Kata
mereka: “Barabas.”
27:22 Kata Pilatus kepada mereka: “Jika begitu, apakah yang harus
kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?” Mereka semua berseru:
“Ia harus disalibkan!”
Mengetahui bahwa semua usahanya sia-sia dan tidak berarti dihadapan
kedengkian orang Yahudi, teriakan kemarahan ditambah hasutan dan
pemerasan yang mereka lakukan terhadapnya.
Yohanes 19:12 …”Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah
sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia
melawan Kaisar.“
Pilatus angkat tangan, menyerah dengan semua pembelaan yang dia
lakukan terhadap Yesus. Meskipun Pilatus bersikeras untuk tidak
menghukum orang yang tidak bersalah dan berbahaya, dan istrinya pun
membelanya berdasarkan mimpinya, tetapi Pilatus tidak bisa menentang
pengaruh kaum Yahudi. Pilatus menyambut teriakan kaum Yahudi.
Matius 27:24 Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan
sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan
membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: “Aku tidak
bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!”
Yesus dan murid-muridnya tidak dapat menahan kaum Yahudi untuk
berniat membunuhnya, pembelaan Pilatus seorang wali negeri ditahan
dengan teriakan dan pemerasan kaum Yahudi. Pilatus pun menyerahkan
Yesus untuk disalib.
Metode Penyaliban
Prosesi penyaliban atau hukuman salib adalah suatu bentuk hukuman
mati dimana terhukum akan dipaku ke dua tangannya di tiang salib,
dikarenakan berat tubuhnya maka si terhukum akan mengalami kesulitan
nafas karena terhimpit paru-parunya hingga akhirnya hal ini akan
mempercepat kematian. Oleh karena itu untuk menambah penderitaan
(memperlama proses kematian) maka pada telapak kaki diberikan sandaran
papan di kakinya dipakukan kepada papan tersebut (sehingga dengan kaki
ini terhukum dapat berdiri menyangga tubuh). Terhukum akan dibiarkan
menderita haus dan rasa sakit bahkan gangguan dari mangsa hewan liar.
Penyaliban merupakan prosesi hukuman mati yang perlahan-lahan, dan
biasanya memakan waktu sampai dengan tiga hari hingga ajalnya tiba
berdasarkan catatan sejarah dan dari tinjauan sains serta medis.
Umumnya kematian ditiang salib terjadi karena dua hal:
Pertama, oleh infeksi. Dipakunya tangan dan kaki
pada kayu salib membuka peluang masuknya kuman ke dalam tubuh. Tanpa
perlindungan antibiotika, kuman tersebut akan berkembang dan menyebar
ke seluruh tubuh. Proses kematian karena infekasi seperti ini, biasanya
berlangsung 2-3 hari.
Kedua, Kematian disalib terjadi karena kelaparan dan dahaga. Dengan
tidak masuknya bahan makanan yang diperlukan untuk kehidupan normal,
maka hal tersebut akan mengganggu metabolisme dalam tubuh. Karena tidak
adanya suplai makanan, tubuh memobilisasi bahan simpanan yang ada dalam
tubuh. Bila simpanan karbohidrat dalam bentuk glikogen yang ada habis,
maka protein yang ada di otot digunakan sebagai pembentukan energi
yaitu pembentukan ATP ATP merupakan energi “siap pakai”. Bila protein
yang ada di otot berkurang sedemikian rupa, maka fungsi sel akan
terganggu dan diakhiri dengan kematian. Proses ini biasanya berlangsung
6-7 hari.
Hakikat hukuman salib adalah kejamnya penyiksaan yang dirasakan oleh
terhukum, bukan pada kematiannya, melainkan kematian merupakan hal yang
diinginkan secepatnya oleh yang menjalaninya. Untuk mempercepat
kematian, terhukum akan dipatahkan kedua tulang-tulang kakinya sehingga
terhukum tidak punya tempat untuk menyanggah bobot tubuhnya dan
kematiannya akan segera terlaksana. Tanpa prosesi ini, terhukum
biasanya masih dapat bertahan berhari-hari sebelum menemui ajalnya.
Salib atau shalb berasal dari kata ash-shaliib yang berarti sumsum
atau lemak. Dalam bahasa Arab dikatakan ash-haabush-shulubi, yakni
orang-orang yang mengumpulkan al’idhaama (tulang) dan mengeluarkan
sumsumnya serta mencampurkannya. Dipatahkannya tulang-tulang kaki
(shalb-salib/patahkan tulang mengeluarkan sumsum) merupakan salah satu
prosesi yang harus dilakukan kepada terhukum. Manusia yang hanya
digantung dan tidak mati diatas kayu salib serta tidak menjalani
prosesi penyaliban secara sempurna belum dapat dikatakan telah
menjalani hukuman penyaliban.
Yesus Tidak Mati Di Tiang Salib
Sebelumnya Yesus telah diserahkan untuk menjalani penyaliban,
tangannya dipaku dan kakinya diberikan penyanggah sebagaimana prosesi
penyaliban lazimnya. Fakta-fakta dalam Bible berikut yang akan
membuktikan bahwa Yesus tidak mati disalib dalam melalui tahapan
penyaliban.
• Lama diatas tiang salib
Hal yang perlu menjadi tinjauan adalah berdasarkan penyebab kematian
salib yang telah dipaparkan sebelumnya dari tinjauan medis, bahwa
kematian salib baru dapat terlaksana setelah berhari-hari. Berapa
lamakah Yesus diatas tiang salib?
Menurut Bible, kaum Yahudi dan Romawi mengikat Yesus di kayu salib
jam 12 siang (Matius 27: 46) dan pada jam 3 sore mereka telah menurunkannya,
berarti Yesus digantung di kayu salib hanya sekitar tiga jam! Sedangkan
berdasarkan tinjauan medis, manusia yang menjalani prosesi penyaliban
baru dapat mati minimal dua hari secara perlahan, tidak ada yang mati
dalam hitungan jam. Pertanyaannya, mengapa Yesus diturunkan begitu
cepat?
Jawabannya karena dalam Taurat ada tertulis hukum:
Ulangan 21:23 Maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman
pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu
juga, sebab seorang yang digantung terkutuk o(eh Allah, janganlah
engkau menajiskan tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu menjadi
milik pusakamu.
Jadi dikarenakan menurut hitungan hari Yahudi bahwa Hari Raya Sabath
telah mulai sejak hari Jum’at petang (jam 18), maka tidak boleh ada
najis (mayat orang terkutuk) yang menodai kesucian hari Sabath. Oleh
karena itu haruslah tidak boleh ada orang yang tergantung di kayu
salib. Sehingga Yesus harus segera mati di kayu salib dan langsung
diturunkan.
•
Peremukan tulang
Terdesak oleh waktu dalam hukum Yahudi tentang Sabath atau alasan
lainnya jika diperlukan untuk mempercepat kematian di tiang salib, para
penjagal telah menyiapkan cara dengan mematahkan kaki dan korban akan
mati karena lemas dalam satu jam. Ini adalah metode cepat dengan
mengabaikan kejamnya penyiksaan yang harus djalani korban.
Yohanes 19:31 …maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus
dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan
mayat-mayatnya diturunkan.
Pada saat Yesus dihukum salib ada juga dua penjahat yang dihukum
bersertanya, namun tidak seperti Yesus, mereka masih nampak segar atau
hidup, sehingga bagi mereka diperlakukan cara cepat untuk menghabisi
nyawa mereka dengan mematahkan tulang-tulang kaki mereka yang menyangga
tubuh mereka. Apakah prosesi ini juga dilakukan untuk Yesus?
Yohanes 19:33 tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
Perlu diketahui bahwa dasar orang Yahudi dalam menyatakan Yesus
telah mati adalah hanya dengan melihat, tidak menyentuh apa lagi
merasakan denyut nadinya.
Analoginya jika kita melihat orang yang tergeletak dijalanan, maka
setidaknya ada tiga persepsi yang muncul, yaitu bahwa orang tersebut
tertidur, pingsan, atau mati. Untuk menghilangkan persepsi bahwa orang
tersebut tertidur, cukup dilihat jika orang tersebut benar-benar tidak
bergerak karena bagaimanapun orang tertidur tentu masih menggerakkan
tubuhnya. Sedangkan untuk mengetahui apakah orang tersebut pingsan atau
mati, maka hal yang harus dilakukan adalah tidak cukup dengan melihat
saja, melainkan harus menyentuh dan merasakan denyut nadinya. Baru bisa
ketahuan tentang keadaan orang tersebut.
Apakah standar tersebut dilakukan untuk mengetahui bahwa Yesus telah
benar-benar mati? Tidak sama sekali! Beginilah cara Allah yang direkam
oleh Bible dalam menyelamatkan Yesus, yaitu dengan menyerupakan Yesus
nampak seperti telah mati dan membiarkan tentara Romawi hanya melihat
dan menduga-duga sehingga tidak berkeinginan mematahkan kakinya.
Terlihat dalam nubuat.
Mazmur 34:21 Ia melindungi segala tulangnya, tidak satu pun yang patah.
• Penyebab kepingsanan
Mengapa Yesus pingsan dan tidak sadarkan diri begitu cepat sementara
dua penyamun yang dihukum bersamanya masih nampak siuman? Jawaban yang
logis dapat dilihat dari Bible sendiri.
Yohanes 19:29 Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka
mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur
asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
Kata yang diterjemahkan menjadi anggur asam tersebut tertulis
‘vinegar’, bukan ‘wine’. Vinegar memiliki efek stimulasi yang sementara
sebagaimana obat amonia yang dicium dan bahkan dipakai untuk
menstimulasi budak-budak pengayuh perahu kapal. Memberikan anggur yang
dibumbui dengan Myrrh atau kemenyan kepada orang yang akan dihukum mati
sebagai usaha untuk menghilangkan rasa sakit (efek narkotik) adalah
sesuai dengan kebiasaan Yahudi.
Vinegar yang disebutkan dalam Injil dalam bahasa Latin disebut
Acetum/Acidus/Acere/Acida. Dalam budaya Persia dan Timur Tengah umumnya
mengenal Minuman persembahan suci (Haoma Drink). Haoma Drink dibuat
dari Juice tanaman Asclepias Acida. Efek minuman ini adalah membuat
seseorang menjadi koma (mati suri). Untuk membuat ramuan Haoma Drink
ini perlu keahlian agar takarannya tepat dan Orangorang dari Golongan
Yahudi Essene sangat mahir dalam bidang pengobatan/penyembuhan sangat
mengenal ramuan minuman ini. Salah satu efek dari ramuan Swallowwort
(Asclepias Acida) ini adalah Extreme sweating and a dry mouth, dan ini
sesuai dengan apa yang di alami oleh Yesus.
Yohanes 29:28 berkatalah Ia : “Aku haus!“
Dan akibat dari ramuan inilah Yesus menjadi koma (mati suri) di
tiang salib. Sehingga Yesus hanya pingsan diatas kayu salib dan tampak
seperti telah mati.
• Penusukan lambung
Tentara Romawi tersebut berpikir bahwa Yesus telah mati sehingga tidak
perlu mematahkan kakinya. Salah seorang dari mereka kemudian menikam
lambungnya dengan tombak.
Yohanes 19:34 tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam
lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
Adalah rahmat Allah bahwa
ketika tubuh manusia tidak kuat menahan rasa sakit atau nyeri yang amat sangat, maka tubuh akan pingsan.
Tetapi pada kondisi tubuh yang tidak bergerak, kelelahan dan posisi
berdiri yang tidak normal pada kayu salib, membuat aliran darah
berjalan lamban. Dengan adanya luka karena penikaman di pinggang, maka
sirkulasi darah mengalir teratur kembali. Pperlu diketahui bahwa hal
ini (darah mengalir) hanya dapat terjadi pada tubuh yang mana
jantungnya masih berdenyut (masih hidup). Dalam Ensiklopedia Biblica,
pada artikel “Cross” kolom 960 dikatakan: “Yesus hidup kembali jika
penikaman itu benar”.
Dan perlu diperhatikan kalimat “sekejap mengalir keluar” menandakan
bahwa darah memancar dengan cepat yang mana hal itu menunjukan bahwa
sebenarnya Yesus masih hidup manakala diturunkan dan hanya pingsan
(yang disangka telah mati oleh Yahudi dan Orang Romawi). Dr. W.B.
Primrose, seorang ahli anastesi RS. Royal Glasgow dalam tulisan beliau
dalam harian “Thinker Digest” mengatakan: “Bahwa air tersebut
disebabkan oleh adanya gangguan syaraf pada pembuluh darah lokal akibat
rangsangan yang berlebihan dari proses penyaliban”.
• Murid rahasia
Banyak yang tidak mengetahui bahwa Yesus memiliki murid atau pengikut
rahasia dari golongan Yahudi Essenes. Ya! Yesus memiliki murid rahasia
yang juga memiliki misi rahasia untuk merencanakan penyelamatan
terhadap dirinya. Mereka telah berperan sejak awal bekerja sama dengan
Pilatus. Pilatus secara rahasia menolong Yesus dengan menetapkan waktu
hukuman salib pada Jum’at siang (jam 12 siang) (Matius 27 : 46), dan
pada jam 3 sore (jam 15) Yesus diturunkan dari Tiang Salib dengan
kondisi tampak “mati”.
Kepingsanan Yesus di atas tiang salib sehingga dia tampak mati
dengan bantuan ramuan Haoma Drink tidak terlepas dari pekerjaan
golongan Essenes tersebut. Para murid rahasia Yesus dari golongan
Essenes bekerja sama dengan Pilatus telah memberikan Haoma Drink ini
kepada Yesus sebelum dia di paku di tiang salib dan ini merupakan
rencana rahasia untuk menolong Yesus. Itulah mengapa Yesus merasa
kehausan seperti yang telah diterangkan dimuka. Untuk membuat ramuan
Haoma Drink ini perlu keahlian agar takarannya tepat dan orang-orang
dari Golongan Yahudi Essene sangat mahir dalam bidang
pengobatan/penyembuhan dan sangat mengenal ramuan ini.
Beginilah cara Allah menyelamatkan utusan-Nya melalui tangan
pengikut atau murid setianya yang bekerja secara rahasia sehingga Yesus
melalui prosesi penyaliban dengan selamat.
• Turun dari kayu salib
Meski Bible menerangkan dengan berbeda-beda namun adalah suatu
kepastian bahwa pada saat menjelang jam 15 (3 sore) terjadi gemuruh,
guntur, gempa, serta langit pun menjadi gelap. Hal ini adalah suatu
mukjizat yang mana Allah menampakan gejala alam ini untuk membuat ciut
dan takut hati kaum Yahudi yang saat itu berpesta pora disekitar lokasi
tiang-tiang salib, yang serta merta hati mereka menjadi takut akan
kutuk Tuhan atas perbuatan mereka dan lari berhamburan menyelamatkan
diri.
Peristiwa ini adalah rencana Allah yang karenanya para murid rahasia
Yesus (bukan yang 12 orang dimana mereka semua melarikan diri sewaktu
pengadilan karena takut) dapat mendekati tiang salib, menurunkan jasad
Yesus, dan mengurus Yesus. Adalah Nikodemus dan Yusuf Arimatea (murid
Yesus dari golongan Essenes) yang telah meminta jasad Yesus kepada
Pilatus.
Yohanes 19:38 Sesudah itu Yusuf dari Arimatea — ia murid Yesus,
tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi —
meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus.
Dan Pilatus meluluskan permintaannya itu. Lalu datanglah ia dan
menurunkan mayat itu.
Nikodemus, Yusuf Arimatea, Maria Magdalena, dan murid-murid rahasia
lainnya dari Essenes lah yang menolong dan mengurus tubuh Yesus setelah
diturunkan dari tiang salib. Perlu diingat bahwa kondisi dan situasi
saat itu sangat genting, karena jika orang Yahudi mengetahui bahwa
Yesus masih hidup maka mereka akan mencoba untuk membunuh untuk yang
kedua kali.
Sampai disini kita telah sampai pada fakta dengan kesimpulan yang
mengejutkan, fakta yang menyeramkan bagi keimanan Kristiani, kesimpulan
yang tidak pernah terbayang sedikitpun dalam pemikiran setiap pribadi
Kristen. Kesimpulan ini telah menghapuskan kebanggaan Kristiani
terhadap dogma keselamatan dalam penebusan dosa oleh penyaliban, Yesus
turun dari atas kayu salib dalam keadaan selamat!
Penyembuhan Dalam Kuburan
Dengan amat menjaga kerahasiaan misi penyelamatan, Yusuf Arimatea
dan Nikodemus juga Magdalena membawa jasad Yesus yang telah dibungkus
dalam kain kafan menuju ruang kubur dan meletakan Yesus di sana serta
menutup pintu kubur dengan batu. Bentuk kuburan Yahudi masa itu
tidaklah seperti model kuburan sekarang pada umumnya. Kuburan tersebut
seperti ruangan bawah tanah dimana terdapat celah-celah sehingga udara
bebas keluar masuk.
Jim Bishop dalam buku “The Day Christ
Died”, mengatakan bahwa pekuburan tersebut berukuran lebar 5 kaki,
tinggi 7 kaki dan kedalaman 15 kaki dengan balkan-balkan di dalamnya
yang bagi orang-orang gelandangan pasti mau memakainya sebagai tempat
tinggalnya.
Mayat tidak ditanam ke dalam tanah, melainkan diletakkan di atas
batu yang ada di dalam ruang kubur terletak di gua ataupun yang sengaja
dibangun berbentuk semacam tempurung dan mempunyai pintu. Bentuk
kuburan seperti ini memungkinkan orang-orang bebas memasukinya, seperti
yang dilakukan Nikodemus.
Yohanes 19:39 Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang
mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak
mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya.
Nikodemus datang dan memasuki kuburan Yesus pada waktu malam.
Pertanyaannya mengapa Nikodemus datang kekuburan dengan membawa
ramu-ramuan? Yusuf dan Nikodemus adalah kaum Essenes yang terpelajar
khususnya dibidang ilmu pengobatan. Merekalah yang merawat dan
mengolesi tubuh Yesus dengan salep obat untuk menyembuhkan luka-luka
akibat hukuman. Mereka membawa banyak sekali (100 Pounds) rempah-rempah
obat myrr dan gaharu untuk diurapi (dilulurkan) ke tubuh Yesus yang
terluka. Hal yang sama dilakukan oleh Maria Magdalena.
Markus 16:1 Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria
ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur
dan meminyaki Yesus.
Pertanyaannya adalah Mengapa Maria Magdalena pergi ke sana? Untuk
meminyaki Yesus. Dalam bahasa Ibrani meminyaki adalah ‘masaha’ yang
berarti mengusap, memijat, meminyaki. Apakah orang-orang Yahudi memijat
mayat setelah tiga hari? Jawabannya tidak! Lalu mengapa seorang Yahudi
ingin memijat mayat yang sudah membusuk setelah tiga hari?
Kita tahu bahwa setelah tiga jam meninggal, maka mayat akan menjadi
kaku. Dalam tiga hari, mayat akan membusuk dimana sel-sel tubuh akan
pecah dan terurai. Jika seseorang menggosok mayat yang sudah membusuk
maka mayat tersebut pasti akan hancur berantakan. Apakah penggosokan
itu masuk akal? Tidak! Tidak jika hal itu dilakukan untuk jenazah yang
tidak bernyawa, tapi sangat masuk akal jika hal tersebut dilakukan
untuk manusia yang sedang menjalani proses pengobatan dalam peyembuhan
dari siksaan-siksaan yang diterimanya sebelumnya.
Demikianlah Jasad Yesus yang telah dilulur obat rempah ditidurkan di
dalam ruang kubur yang berbentuk gua dan berada dalam perawatan dari
murid-murid rahasianya.
Penyamaran Di Hadapan Maria
Pada hari minggu pagi Maria Magdalena berjalan sendirian menuju
kuburan Yesus. Manakala Maria tiba dikuburan, dia terkejut karena
melihat batu penutup pintu kubur sudah bergeser sehingga kuburan
terbuka, dan di dalam kubur tersebut tubuh Yesus sudah tiada.
Yohanes 20:1 Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar
ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia
melihat bahwa batu telah diambil dari kubur.
Tentu Yesus lah yang telah menggeser batu tersebut karena dia telah
sadar dan siuman dari komanya serta sudah hampir pulih dari kesakitan
yang dia alami selama ini. Yesus tidak pergi kemana-mana, ia masih ada
disekitar pekuburan itu dan melihat Maria Magdalena yang kebingungan.
Yohanes 20:15 Kata Yesus kepadanya: “Ibu, mengapa engkau
menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah
penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: “Tuan, jikalau tuan yang
mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya
aku dapat mengambil-Nya.”
Pertanyaannya, mengapa Maria menyangka sosok Yesus sebagai penunggu
taman? Apakah orang yang baru sadar dari pingsannya dengan penuh luka
ditubuhnya tampak seperti penunggu taman? Jawabannya “Tidak!”. Yesus
terlihat seperti penunggu taman karena dia sedang menyamar. Untuk
apakah Yesus menyamar? Karena dia takut ketahuan terhadap orang Yahudi,
penjaga yang disuruh untuk menjaga kuburan Yesus juga masih ada
disekitar sana.
Mengapa Yesus harus takut ketahuan terhadap orang Yahudi? Karena dia
belum mati! Yesus tidak ingin ketahuan penjaga tersebut bahwa dirinya
masih hidup, karena jika hal itu terjadi, maka orang Yahudi akan
mencoba untuk membunuh dan menyalib dirinya untuk kedua kalinya. Jika
Yesus bangkit dari kematian, maka Yesus tidak punya alasan lain untuk
menyamar dan takut untuk pencobaan pembunuhan yang kedua kalinya.
Yesus tidak ingin Maria diliputi kebingungan dan kesedihan lebih
lama, dia pun menjelaskan kepada Maria siapa dirinya yang berdiri
dihadapan Maria cukup dengan menyebut nama Maria sehingga Maria
langsung mengetahui bahwa yang dihadapannya adalah sosok gurunya.
Yohanes 20:16 Kata Yesus kepadanya: “Maria!” Maria berpaling dan
berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: “Rabuni!”, artinya Guru.
Maria gembira dan bahagia setelah mengetahui bahwa sosok yang
dihadapannya adalah Yesus yang telah siuman. Maria langsung ingin
merangkul gurunya, tapi ditahan oleh Yesus.
Yohanes 20:17 Kata Yesus kepadanya: “Janganlah engkau memegang Aku, …
Mengapa Yesus melarang Maria menyentuh dirinya? Pertama karena tubuh
beliau meski sudah pulih tentu masih mengalami nyeri akibat penyiksaan
fisik sebelumnya, dan kedua beliau tidak ingin ada orang lain yang
mencurigai penyamarannya. Kemudian Yesus berkata.
Yohanes 20:17 …sebab Aku belum pergi kepada Bapa,...
Maksud Yesus tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah bahwa
dirinya masih hidup dan belum mengalami kematian. Yesus berkata dia
belum pergi kepada Bapa, dia belum meninggal, dia masih hidup.
Menemui Murid-Muridnya
Setelah peristiwa itu, Maria pergi kepada kesebelas murid Yesus
untuk menyampaikan berita tersebut. Yesus sendiri bertemu dengan dua
orang muridnya yang sedang menuju Emaus. Yesus belum membuka
penyamarannya kepada mereka, mereka bercakap-cakap selama perjalanan.
Lukas 24:19 Kata-Nya kepada mereka: “Apakah itu?” Jawab mereka:
“Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi,
yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di
depan seluruh bangsa kami.
Perlu diketahui bahwa murid-murid Yesus saja mengakui Yesus hanyalah
seorang Nabi dan tidak pernah mengklaim gurunya tersebut sebagai Tuhan.
Lanjut cerita, mereka sudah hampir sampai ke Emaus dan mengajak Yesus
yang mereka kira orang asing tersebut menginap dan makan bersama mereka.
Lukas 24:30 Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil
roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya
kepada mereka.
Dari cara Yesus mengucapkan berkat dan membagikan makanan barulah
tersadar ke dua murid Yesus bahwa yang selama ini ada bersama mereka
adalah guru mereka, namun manakala mereka menyadari hal ini, Yesus
telah berlalu dan pergi meninggalkan mereka. Mereka mengabarkan
peristiwa yang mereka alami kepada murid lainnya, namun murid lainnya
tidak percaya.
Markus 16:13 Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada
teman-teman yang lain, tetapi kepada mereka pun teman-teman itu tidak
percaya.
Singkat cerita, setelah semua kejadian tersebut, Yesus pun menemui dan menampakkan dirinya dengan jelas kepada murid-muridnya.
Lukas 24:36 Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu,
Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada
mereka: “Damai sejahtera bagi kamu!”
Yesus telah menampakkan diri kepada murid-muridnya, tapi
murid-muridnya tidak percaya. Alasannya adalah karena dalam benak dan
pikiran mereka bahwa Yesus telah mati sehingga berpikir bahwa sosok
dihadapan mereka adalah hantu.
Lukas 24:37 Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu.
Mereka tidak mengetahui apa yang telah terjadi terhadap Yesus dan
penyelamatan rahasia yang direncanakan terhadapnya, karena mereka tidak
berada disisi Yesus menjelang penyaliban melainkan melarikan diri.
Sehingga sangat wajar jika mereka mengira Yesus adalah hantu, untuk itu
Yesus pun meyakinkan mereka.
Lukas 29:39-40
24:39 Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah
Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti
yang kamu lihat ada pada-Ku.”
24:40 Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka.
Kemudian pada akhirnya murid-muridnya tersebut percaya bahwa sosok
yang dihadapan mereka tersebut adalah Yesus yang masih hidup dan
selamat dari penyiksaan dan penyaliban.
Tanda Nabi Yunus
Perhatikan, kronologis semua peristiwa sejauh ini adalah penggenapan
atas apa yang telah dikatakan oleh Yesus jauh sebelum peristiwa
penyaliban. Manakala orang-orang Yahudi tetap tidak mau mengerti dan
menerima misi kerasulan beliau, dan orang-orang Yahudi itu tetap
meminta tanda-tanda ajaib kepada Yesus.
Lukas 11:29-30
11:29 Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus:
“Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu
tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda
nabi Yunus.
11:30 Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe,
demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini.
Matius 12:40 Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan
tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam
rahim bumi tiga hari tiga malam.
Jadi bagi orang Yahudi tiada tanda ajaib akan diberikan kecuali
tanda ajaib yang seperti mukjizat Nabi Yunus. Bagaimanakah tanda ajaib
Nabi Yunus itu? Seperti kita ketahui bahwa Nabi Yunus diutus oleh
Allah, dan seperti yang terdapat dalam riwayat Al-Qur’an dan Injil
bahwa Nabi Yunus berlayar dengan sebuah kapal, ditengah Samudera datang
badai dan orang-orang dikapal percaya bahwa untuk membuang sial maka
harus ada satu orang yang dilemparkan kelaut.
Singkat cerita Nabi Yunus lah yang dilemparkan ke laut dalam kondisi HIDUP.
Dan di laut Nabi Yunus ditelan oleh Ikan Paus dan masuk ke dalam perut
Ikan, apakah beliau mati? Tidak! Karena di dalam perut ikan Nabi Yunus
berdo’a, apakah orang yang telah mati perlu berdo’a mohon selamat?
tentu tidak. Setelah tiga hari tiga malam di dalam perut Ikan, maka
Ikan itu memuntahkan keluar Nabi Yunus dari dalam perutnya, apakah
dalam keadaan mati? tidak!
beliau tetap HIDUP, dan beliau menemui orang Ninewe dan mereka pun menerima Nabi Yunus.
Jadi perhatikanlah tanda ajaib Nabi Yunus, beliau di hukum dalam
keadaan HIDUP, di dalam perut ikan dalam keadaan HIDUP, dan keluar dari
perut ikan dalam keadaan HIDUP. Inilah tanda ajaib yang sama yang di
alami Yesus, Yesus dihukum dalam keadaan HIDUP, beliau di masukan ke
dalam perut bumi (kuburan gua) dalam keadaan HIDUP, dan beliau siuman
dari pingsan dan keluar dari perut bumi dalam keadaan HIDUP.
Reaksi Yang Berbeda
Ada perbedaan reaksi yang dapat anda rasakan antara Maria Magdalena
dengan kesebelas murid Yesus mengenai “kebangkitan” Yesus. Maria
Magdalena adalah orang pertama yang menemui Yesus dalam keadaaan sadar
dari setelah turunya Yesus diatas kayu salib. Perhatikan reaksi Maria
setelah mengetahui bahwa sosok yang berbicara dengannya di pemakaman
adalah Yesus.
Yohanes 20:16 Kata Yesus kepadanya: “Maria!” Maria berpaling dan
berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: “Rabuni!”, artinya Guru.
Maria gembira dan bahagia setelah mengetahui bahwa sosok yang
dihadapannya adalah Yesus yang telah siuman. Maria langsung ingin
merangkul gurunya, tapi ditahan oleh Yesus.
Yohanes 20:17 Kata Yesus kepadanya: “Janganlah engkau memegang Aku, …
Bandingkan dengan reaksi kesebelas murid Yesus setelah menemui Yesus.
Lukas 24:37 Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu.
Kesebelas muridnya justru terkejut, takut, penuh keraguan dan bahkan
mengira dihadapan mereka adalah hantu Yesus. Pertanyaannya, mengapa
terjadi perbedaan reaksi yang bertolak belakang antara Maria dengan
kesebelas murid Yesus tersebut?
Jawabannya jelas adalah karena Maria Magdalena mengetahui bahwa
Yesus masih hidup sewaktu turun dari kayu salib, dia dengan setia
merawatnya bersama murid rahasia lainnya dalam pekuburan. Maria adalah
saksi yang melihat penyaliban Yesus, sebagai murid rahasia bersama
dengan Yusuf dan Nikodemus yang kemungkinan telah bekerja sama dengan
Pontius Pilatus untuk rencana penyelamatan. Sehingga sangat wajar jika
dia gembira melihat guru yang dia rawat akhirnya siuman dan sadarkan
diri.
Berbeda dengan kesebelas muridnya, mereka bukan saksi yang melihat
Yesus dari dekat, kemungkinan hanya dari jauh ataupun hanya mendengar
desas-desus dari orang sekitar. Apalagi mereka sama sekali tidak
mengetahui adanya rencana penyelamatan Pontius Pilatus dengan murid
rahasia dari golongan Esenes tersebut karena mereka sudah terlanjur
lari ketakutan sewaktu penangkapan Yesus untuk pengadilan.
Markus 14:50 Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.
Sehingga sangat wajar jika mereka merasa heran, ketakutan, dan tidak
dapat menerima fakta begitu saja bahwa Yesus masih hidup yang telah
berbicara dengan mereka.
Inilah Faktanya
Semua fakta-fakta diatas yang disadur berdasarkan kronologis dalam
Bible sendiri secara nyata telah menunjukkan bahwa Yesus tidak mati di
tiang salib, melainkan selamat dari penyaliban. Berikut kami uraikan
fakta-fakta tersebut kembali.
•
Fakta pertama, Yesus tidak mati di tiang salib karena dia tidak ingin mati disalib!
Yesus bersama muridnya melakukan strategi pertahanan dan penyerangan
dalam menahan penangkapan orang Yahudi, dia berdoa di taman Getsemani
meminta dibebaskan dari cawan kematian salib, dia membela diri
dihadapan Imam Besar dan Pilatus.
•
Fakta kedua,
Yesus tidak mati di tiang salib karena dia orang yang benar! Pilatus
tahu bahwa Yesus orang benar sehingga tidak seharusnya mati disalib,
istri Pilatus pun mengetahui hal yang sama lewat mimpinya. Yesus telah
berdoa dengan penuh kesalehan dibebaskan dari kematian salib, doa orang
yang benar sangat besar kuasanya.
•
Fakta ketiga,
Yesus tidak mati di tiang salib karena dia hanya sebentar di atas kayu
salib! Menurut pengamatan medis bahwa secara normal manusia baru dapat
mati di tiang salib setelah mengalami proses berhari-hari, Pilatus
mengetahui hal ini sehingga kaget sewaktu mendengar berita tentaranya
bahwa Yesus telah mati hanya dalam waktu beberapa jam.
• Fakta keempat, Yesus tidak mati ditiang salib karena
tulang kakinya tidak dipatahkan! Peremukan tulang adalah alternatif
tercepat untuk mematikan seorang yang digantung di kayu salib, jika
tidak maka kematian masih dapat ditunda berhari-hari. Yesus tidak
diremukkan kakinya karena dikira telah mati dan sesuai dengan nubuat.
• Fakta kelima, Yesus tidak mati ditiang salib karena
dia pingsan sehingga tampak mati! Semua telah diatur sebagai rencana
penyelamatan murid rahasia Yesus. Penusukan lambung Yesus sehingga
memancar darah dan air membuktikan bahwa organ-organ tubuhnya masih
berfungsi.
• Fakta keenam, Yesus tidak mati ditiang salib dan
turun dengan selamat! Semua hal yang telah terjadi pada Yesus saat
melalui proses penyaliban adalah pembuktian bahwa Yesus masih bernyawa
sewaktu turun diatas kayu salib.
• Fakta ketujuh, Yesus tidak mati ditiang salib karena
menjalani perawatan dalam kuburan! Bentuk kuburan yang memungkinkan
untuk ditinggali makhluk bernyawa serta datangnya murid-murid rahasia
Yesus membawa ramu-ramuan dan rempa-rempa menunjukkan bahwa Yesus yang
bernyawa sedang dalam masa penyembuhan.
•
Fakta kedelapan,
Yesus tidak mati ditiang salib karena dia menisbahkan tanda Nabi Yunus
untuk dirinya! Yunus masuk dalam perut ikan paus hidup-hidup, menjalani
kehidupan sementara dalam perut ikan paus hidup-hidup, dan keluar dari
perut ikan paus dalam keadaan hidup. Begitu juga dengan Yesus, masuk
dalam perut bumi hidup-hidup, menjalani kehidupan sementara dalam perut
bumi hidup-hidup, dan keluar dari perut bumi dalam keadaan hidup.
•
Fakta kesembilan,
Yesus tidak mati di tiang salib dapat dilihat dari perbedaan reaksi
orang yang dia temui! Maria Magdalena bahagia dan gembira melihat
Yesus, karena Yesus sadar dari koma. Berbeda dengan kesebelas muridnya
ketakutan dan penuh keraguan melihat Yesus, karena dalam pikiran mereka
Yesus telah mati dan bangkit sebagai hantu.
•
Fakta kesepuluh, Yesus tidak mati di tiang salib dan tidak bangkit dari kematian! Berdasarkan pemaparan cermat diatas.
Demikianlah fakta tak terbantahkan dari Bible sendiri bahwa Yesus
tidak lah mati ditiang salib, melainkan selamat dengan cara yang
menakjubkan. Dengan begini gugurlah sudah harapan dan modal Kristiani
yang mempercayai Yesus harus mati di tiang salib untuk menebus
dosa-dosa dan bangkit lagi dari matinya. Penelitian secara cermat dan
objektif menggunakan sumber Kristen sendiri telah memunahkan dogma yang
mereka anut bertahun-tahun dan dipercaya sebagai satu-satunya faktor
memperoleh keselamatan.
Paulus berkata:
I Korintus 15:14 Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka
sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.
Dengan begini, kepercayaan Kristiani terhadap berbagai dogma Kristen sia-sia belaka.
Penyelamatan melalui darah Yesus hanyalah mitos publik yang tidak akan
pernah dirasakan oleh siapapun. Kebangkitan sebagai bentuk kemenangan
hanyalah kisah fiktif yang dibungkus dengan kebohongan dan didramatisir
sedemikian rupa. Kita telah sampai pada kesimpulan akhir yang
menjanjikan. Tidak ada kematian di tiang salib, tidak ada penyelamatan.
Tidak ada kebangkitan, tidak ada kekristenan!
Sumber :
Kesaksian mualaf
Tulisan lain :