Rabu, 21 Maret 2012
KONTROVERSI TRINITAS
Assalamu’alaykum Wr. Wb.
NUBUAT YESUS..
Yoh 16:1-4
16:1. "Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku.
16:2 Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.
16:3 Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku.
16:4 Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu." (16-4b) "Hal ini tidak Kukatakan kepadamu dari semula, karena selama ini Aku masih bersama-sama dengan kamu,
Mat. 13:57 Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya."
Mrk. 6:4 Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya."
Yoh. 4:44 sebab Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri.
Jadi jelas yang menolak Yesus adalah orang-orang yang menyangkal Yesus adalah seorang Nabi,, siapa lagi kalo bukan malah orang kristen itu sendiri yang menyangkal mati-matian bahwa Yesus memanglah seorang Nabi...
Banyak hal sudah terjadi pada masa lalu sehubungan dgn perbedaan sudut pandang terhadap konsep Trinitas yg berakhir dgn pembantaian terhadap mereka yg menolak doktrin tersebut.
Berikut beberapa tokoh anti-Trinitas yg hidupnya harus berakhir secara mengenaskan itu.
1. Iranaeus dia lahir disaat ajaran Kristen Antiokia sudah menyebar ke Afrika Utara Spanyol hingga ke Prancis Selatan. Tidak banyak catatan sejarah mengenai asal-usul dan kedewasaannya sejarah mulai mencatat masa dimana Iranaeus membawa surat petisi dari Uskup Lyons Pothinus kepada Paus Elutherus di Roma.
Petisi itu berupa permohonan Pothinus kepada Paus utk menghentikan pengejaran penyiksaan dan pembunuhan terhadap orang-orang Kristen yg tidak menyetujui doktrin gereja Pauline.
Ketika masih berada di Roma Iranaeus mendapat berita bahwa semua orang Kristen yg tidak sepaham dgn Paulus yg ada di Lyons Antiochia termasuk uskup Pothinus sendiri telah tewas dibunuh. Dan pada waktu kembali ke Lyons Iranaeus menggantikan Ponthinus utk menjabat sebagai uskup dinegrinya.
Ditahun 190 M Iranaeus sendiri menulis surat kepada Paus Victor agar menghentikan pembantaian terhadap orang-orang Kristen yg dibunuh krn keyakinan mereka yg berbeda dgn keyakinan gereja Paulus.
Cerita lama kembali terulang Iranaeus sendiri terbunuh pada tahun 200 M krn tidak bersedia mengikuti keyakinan Paus Iranaeus hanya beriman dan mengakui kepada satu Tuhan yaitu Allah dan dia mendukung pengajaran kemanusiaan Jesus yg diangkat oleh Allah menjadi utusan-Nya.
Iranaeus banyak melakukan kritikan terhadap Paulus krn dianggapnya sebagai orang yg paling bertanggung jawab didalam memasukkan doktrin-doktrin dari agama berhala dan filsafat Plato kedalam ajaran sejati Jesus.
Didalam bukunya “Universalism The Prevailing Doctrine Of The Christian Church During Its First Five Hundred Years” ditulis oleh J.W. HANSON D. D menyatakan mengenai Iranaeus ini sebagai berikut :
In a germinal form of the Apostle’s Creed Irenæus A.D. 180 says that the judge at the final assize will cast the wicked into aionian fire. It is supposed that he used the word aionian for the Greek in which he wrote has perished and the Latin translation reads “ignem aeternum.”
2. “Tertullian” dia adl seorang penduduk asli Carthage . Tertullian sebagaimana juga dgn Iranaeus meyakini ke-Esaan Allah dan mengidentifikasikan Jesus sebagai juru selamat bangsa Yahudi. Dia menentang Paus Callistus krn mengajarkan “dosa asal” telah diampuni setelah melaksanakan penebusan dosa resmi dibawah gereja.
Tertullian menekankan tentang kesatuan jiwa dan eksistensi dan mengatakan bahwa orang-orang yg sehat akalnya pasti meyakini bahwa Jesus hanyalah manusia belaka.
Paus Callistuslah yg memperkenalkan istilah “Trinitas” kedalam tulisan-tulisan “ecclesiastical” Latin ketika ia membahas doktrin baru yg aneh tersebut. Istilah Trinitas sendiri sama sekali tidak pernah digunakan dalam kitab-kitab suci.
3. “Origen” . Ayahnya bernama “Leonidas” dan mendirikan pusat pendidikan teologi dgn mengangkat seorang guru Teologi terkemuka bernama Clement sebagai kepala lembaga tersebut. Origen sendiri mendapatkan pendidikan ditempat itu.
Leonidas adl seorang pengikut Kristen Apostolik yaitu ajaran monotheisme dan mengakui kehambaan dari Jesus.
Sebagaimana kita tahu gereja Paulus tidak mau menerima kepercayaan seperti yg dipegang oleh Leonidas ini dan sebagai konsekwensinya pada tahun 208 Leonidas tewas dibunuh oleh orang-orang Paus.
Karena merasa dirinya juga terancam Clement segera meninggalkan Alexandria. Dan sebagai gantinya Origen meneruskan kepemimpinan Clement sebagai kepala sekolah Teologi.
Pada tahun 230 M Origen dinobatkan sebagai seorang Pendeta di Palestina namun krn Origen telah mengajarkan konsep Monotheisme didalam gereja Uskup Demerius akhirnya memecat Origen dan mengusirnya dari gereja .
Origen mengungsi ke Caesarea dan mendirikan pusat pendidikan Teologi ditempat itu pada tahun 231 M yg akhirnya membawa nama harum kepadanya.
Jerome seorang penulis Injil pertama dalam bahasa Latin pada mulanya merupakan orang yg sangat mendukung Origen namun akhirnya Jerome berbalik kepada gereja Paulus dan menarik garis permusuhan terhadap Origen.
Jerome berusaha agar Origen mendapatkan kecaman dan pengadilan dari gereja setempat namun popularitas Origen terlampau besar dan tidak memungkinkan bagi Uskup John utk melakukannya sehingga atas rencananya ini mengakibatkan Jerome sendiri tersingkir dari kalangan gereja.
Namun pada tahun 250 M Origen dikecam oleh Konsili Alexandria dan dijebloskan kedalam penjara serta mendapatkan penyiksaan yg terus menerus oleh pihak gereja Paulus sehingga mengakibatkan kematiannya pada tahun 254 M.
Origen telah menulis sekitar 600 buah karangan dan risalah. Dia adl salah seorang yg paling berperan dalam sejarah gereja dan telah gugur sebagai seorang syuhada yg membela ajaran Allah sejati.
Dimasa mudanya sampai menjelang akhir hayatnya Origen tetap mempertahankan pengajaran ke-Esaan Tuhan meyakini bahwa hanya Allah saja yg berkuasa dan Jesus adl manusia biasa dan hamba Allah bukan Allah itu sendiri.
4. “Diodorus” seorang Uskup yg berasal dari negri Tarsus tanah kelahiran Paulus.
Diodorus merupakan tokoh Kristen terkemuka di Antiochia dia berpendapat bahwa dunia ini selalu berubah-ubah perubahan itu sudah ada sejak dahulu. Dan itu menunjukkan ada sesuatu yg tetap dibalik perubahan itu.
Lebih jauh lagi keberagaman eksistensi dan kebijaksanaan yg diperlihatkan dalam tiap proses perubahan itu sendiri menunjukkan terhadap kesatuan asal yg mendasarinya dan memperlihatkan kehadiran Sang Pencipta dan Pemelihara. Inilah menunjukkannya adanya satu Pencipta Yang Maha Esa.
Diodorus menekankan sifat kemanusiaan secara menyeluruh dalam diri Jesus yg memiliki jiwa manusia dan daging manusia tidak ada unsur ketuhanan sama sekali.
5. “Lucian” seorang yg dikenal keluasan ilmunya terhadap bahasa Ibrani dan Yunani. Lucian tidak menginduk terhadap salah satu gereja dari tahun 220 sampai 290 M. Pengajaran Lucian adl Monotheisme yaitu pengesaan Allah dalam segala bentuk-Nya.
Lucian percaya kepada penafsiran gramatikal dan literal dari kitab-kitab suci . Dia menentang kecenderungan utk mencari-cari makna symbolis dan kiasan dari teks-teks Injil dan percaya kepada suatu pendekatan empiris dan kritis terhadap kitab-kitab tersebut. Dia mengatakan bahwa dgn mencari-cari makna symbolis tersebut dapat berakibatkan dgn penambahan dan pengurangan pada Injil yg berarti hilangnya kemurnian ajaran Jesus.
Lucian menghilangkan perubahan-perubahan yg terjadi pada kitab Injil yg diterjemahkan kedalam bahasa Yunani beliau telah mengadakan revisi terhadap empat Injil yg menjadikannya berbeda dgn Injil-Injil yg dipergunakan oleh gereja Paulus.
Lucian menolak paham trinitas dan sebaliknya begitu menekankan ajaran Tauhid bahwa hanya Allah saja Tuhan alam semesta yg patut disembah sedangkan Jesus hanyalah manusia biasa yg diangkat menjadi Utusan-Nya.
Atas sikapnya ini Lucian menjalani penyiksaan dari pihak gereja Paulus dan dihukum mati pada tahun 312 M.
Perselisihan pendapat terbesar di kalangan pemikir Trinitas yg akhirnya menjadi satu legenda menyangkut dunia ketuhanan Kristen adl kontroversi ‘Aryan Heresy’ atau pernyataan anti-trinitas yg dikemukakan oleh Arius .
Arius adl salah seorang murid utama Lucian berkebangsaan Lybia yg juga pernah bersama-sama dgn gurunya menegakkan Monotheisme Arius sendiri merupakan seorang presbyter digereja Baucalis Alexandria salah satu gereja tertua dan terpenting dikota itu pada tahun 318 M.
Sejak wafatnya Lucian pada tahun 312 M ditangan orang-orang gereja Paulus perlawanan Arius terhadap doktrin Trinitas semakin mengkristal dan dalam perjuangannya ini Arius justru mendapatkan dukungan dari dua orang saudari Kaisar Constantin yg bernama Constantina dan Licunes.
Arius dianggap sebagai seorang pemberontak Trinitas dgn mempergunakan argumen logika :
“Jika Jesus itu benar-benar anak Tuhan maka Bapa harus ada lbh dahulu. Oleh krn itu harus ada “masa” sebelum adanya anak. Berarti anak adl makhluk. Maka dari itu anak tidak selamanya ada atau tidak abadi. Sedangkan Tuhan yg sebenarnya adl abadi berarti Jesus tidaklah sama dgn Tuhan.”
Atas argumentasi Arius tersebut sekitar seratus orang Pastur Mesir dan Lybia berkumpul utk mendengarkan pertanggung jawaban Arius. Dan diwaktu itu juga Arius mengemukakan kembali pemandangannya :
“Ada masa sebelum adanya Jesus sedangkan Tuhan sudah ada sebelumnya. Jesus ada kemudian dan Jesus hanyalah makhluk biasa yg bisa binasa seperti makhluk-makhluk lainnya. Tetapi Tuhan tidak akan binasa.”
Arius juga memperkuat argumentasinya dgn sejumlah ayat-ayat Bible seperti Yohanes 14:8: “Bapa lbh besar daripada Jesus”; Seandainya kita mengakui bahwa Jesus adl sama dgn Tuhan maka kita harus menolak kebenaran ayat Yohanes tersebut.
Argumen Arius ini secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut :
Jika Jesus memang “anak Tuhan” maka akan segera disertai pengertian bahwa “Bapak Tuhan” haruslah ada terlebih dahulu sebelum adanya sang “Anak”.
Oleh sebab itu tentulah akan terdapat rentang waktu ketika “Anak” belum ada. Oleh karenanya “Anak” adl makhluk yg tersusun dari sebuah “esensi” atau makhluk yg tidak selalu ada.
Karena Tuhan merupakan suatu zat yg bersifat mutlak maka Jesus tidak mungkin bisa menjadi “esensi” yg sama sebagaimana “esensi” Tuhan.
Kesimpulan pendapat Arius bahwa hanya ada satu Tuhan yaitu Tuhan yg selalu Ada dan tidak mempunyai asal usul Dia Ada tanpa keberadaan sebelumnya. Dalam hal ini Arius membedakan antara unsur keistimewaan yg tetap ada di dalam Tuhan yg merupakan kekuatan yg kekal dgn unsur keistimewaan Jesus sebagai suatu kelebihan yg diberikan oleh Tuhan selayaknya seorang Nabi dan itu tidak bersifat kekal.
Arius menjabarkan bahwa Jesus yg disebut Tuhan anak ini merupakan makhluk sebab ia telah diciptakan oleh Tuhan Bapa sekalipun umpamanya benar diri Jesus sendiri diciptakan sebelum proses penciptaan Abraham sebagaimana yg diriwayatkan dalam kitab Perjanjian Baru -Injil Johanes pasal 8 ayat 58 namun dalam hal ini status Jesus tetaplah merupakan makhluk ciptaan dan dia bukan Tuhan.
Argumen Arius ini tidak bisa terbantahkan dan mulai tahun 321 M Arius dikenal sebagai seorang presbyter pembangkang dan mendapatkan banyak dukungan dari Uskup-uskup daerah Timur.
Untuk mendukung pandangan-pandangannya Arius mengemukakan sejumlah ayat didalam kitab Perjanjian Baru yg memperlihatkan Jesus selaku anak dari Tuhan Bapa berkedudukan di bawah Tuhan Bapa seperti kitab Matius 28:18 kitab Markus 13:32 kitab Lukas 18:19 kitab Johannes 5:19; pasal 14:28 serta surat kiriman 1 Korintus pasal 15 ayat 28. Konflik ini semakin menjadi memanas setelah Athanasius salah seorang tokoh agama dan cendikiawan besar yg mendukung doktrin Trinitas turut dalam perselisihan tajam dgn Arius.
Untuk menengahi pertentangan ini lbh jauh maka oleh Kaisar Konstantin dibentuklah suatu konsili di Nicea pada tahun 325 M dgn diikuti oleh para Uskup tokoh-tokoh Theologi kenamaan dan banyak Sarjana Gereja Konsili tersebut dikenal juga dgn nama Konsili Oikumonis I .
Dalam musyawarah itu pengikut Arius menolak pandangan tentang penciptaan eternal sementara Athanasius mempertahankannya. Pengikut Arius mengatakan bahwa anak diciptakan dari tidak ada sementara Athanasius mengatakan bahwa anak diciptakan dari esensi Tuhan Bapak. Pengikut Arius berpendapat bahwa Tuhan anak tidak sama substansinya dgn Tuhan Bapa sementara Athanasius berpendapat sebaliknya.
Setelah titik penyatuan pandangan tidak juga berhasil dicapai dari kedua belah pihak yg berdebat akhirnya kaisar Konstantin memberikan pernyataan bersayap demi utk menjaga kestabilitasan keadaan negrinya.
Adapun keputusan kaisar Konstantin ini menyebutkan bahwa Jesus memiliki sifat yg “Homousius” dgn Tuhan Bapa istilah “Homousius” sendiri bisa berartikan satu hakekat satu keadaan atau juga memiliki hubungan yg rapat satu sama lainnya.
Keputusan Konsili itu juga berhasil merumuskan “SYMBOLUM APOSTOLICUM” kata “syahadat” sendiri berasal dari kata bahasa Latin “credo” yg artinya “aku percaya” dimana inti dari rumusan ini menggaris bawahi tentang ketiga pribadi dalam Tuhan yg satu itu adl sejajar walaupun digunakan istilah Bapa dan Anak.
“Credoin Deo Patri omnipotentem Creatorem coeli et terrae Et in Iesum Christum Fillium eius unicum Dominium nostrum Qui conceptus est de Spiritu Sancto natus ex Maria Virgine Passus sub Pontio Pilato crucifixus mortuus et sepultus Descendit ad inferna Tertia die resurrexit a mortuis Acendit ad coelos sedet ad dexteram Dei Patris omnipotentis Inde venturus est iudicare vivos et mortuos Credo in Spiritum Sanctum Sanctam Ecclesiam catholicam sanctorum communionem Remisionem peccatorum Carnis resurrectionem Vitam eternam Amen ”.
Pasca Konsili Nicea I Athanasius berhasil membujuk kaisar utk membuang Arius kesatu tempat yg jauh serta membakar semua tulisan-tulisan pemikiran Monotheismenya dgn alasan bahwa Arius masih tidak puas terhadap keputusan Kaisar. Hal ini tidak berlangsung lama sebab Kaisar Konstantin dgn dukungan Uskup Eusebius yg menentang paham Trinitas memanggil pulang Arius dari pengasingannya dan mengakui bahwa konsepnya mengenai Monotheisme lbh bisa diterima ketimbang paham Trinitas.
Pada tahun 336 Arius diangkat menjadi Pastur di Constantinopel dan dalam satu muslihat yg licik dia berhasil dibunuh.
Semenjak tahun 340 M perselisihan antara Monotheisme dgn Trinitas kembali mencuat kepermukaan dan penyelesaian yg diberlakukan Gereja dgn dukungan pihak-pihak kerajaan tidaklah memuaskan semua pihak serta hanya bersifat sementara sebab keyakinan pihak Istana sendiri tidak mempercayai pengajaran Injil sehingga tiap kali ada pergantian kaisar maka selalu ada perubahan suasana dan ini bisa mengubah tiap titik dari keputusan Dewan Nicea sebelumnya. Pihak yg menang saat itu bisa berbalik menjadi pihak yg dikalahkan atau dipersalahkan di kemudian hari oleh kerajaan. Dan sejarah inilah yg akhirnya paling sering terjadi dalam kontroversi doktrin Trinitas dimasa lalu.
Empat puluh lima tahun setelah kematian Arius Konsili Nicea yg pernah digelar pada tahun 325 M kemudian diadakan lagi pada tahun 381 M yg menghasilkan pernyataan “Syahadat Konsili Nicea Konstantinopel” yg mana isinya adl :
“Aku percaya akan satu Allah Bapa yg Maha Kuasa Pencipta langit dan bumi Dan segala sesuatu yg kelihatan Dan tidak kelihatan. Dan akan satu Tuhan Yesus Kristus Putra Allah yg tunggal. Ia lahir sebelum segala abad. Allah dari Allah Terang dari Terang. Allah benar dari Allah benar. Ia dilahirkan bukan dijadikan Sehakikat dgn Bapa. Segala sesuatu dijadikan olehNya. Ia turun dari surga utk kita manusia Dan utk keselamatan kita. Ia dikandung dari roh Kudus Dilahirkan oleh perawan Maria Dan menjadi manusia Iapun disalibkan utk kita waktu Pontius Pilatus. Ia wafat kesengsaraan dan dimakamkan. Pada hari ketiga Ia bangkit menurut Kitab Suci. Ia naik ke surga duduk di sisi Bapa. Ia akan kembali dgn mulia Mengadili orang yg hidup dan yg mati. KerajaanNya takkan berakhir. Aku percaya akan Roh Kudus Ia Tuhan yg menghidupkan Ia berasal dari Bapa dan Putra Yang serta Bapa dan Putra disembah dan dimuliakan. Ia bersabda dgn perantaraan para nabi. Aku percaya akan Gereja yg satu kudus katolik dan apostolik Aku mengakui satu pembaptisan akan pengampunan dosa. Aku menantikan kebangkitan orang mati Dan hidup di akhirat. Amin.”
Dalam sejarah internal gereja Trinitas sendiri semenjak kerajaan Romawi Barat dan Romawi Timur berpisah gereja-gereja penganut paham ketuhanan Trinitas pun terpisah menjadi gereja barat dan gereja timur.
Kata “gereja” sebenarnya berasal dari kata “igraja” yg diperkenalkan di Indonesia oleh para misionaris Portugis. Kata “igraja” tersebut berasal dari kata Latin “ecclesia” yg pada awalnya berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu “ekklesia” yg artinya “kumpulan” atau “pertemuan” sehingga makna umum dari gereja itu adl tempat berkumpul orang-orang tertentu dan dalam hal ini adl orang-orang yg meyakini asas ketuhanan Trinitas.
Adanya gereja Barat dan gereja Timur ini akhirnya membawa perpecahan-perpecahan sendiri yg mengakibatkan ajaran Trinitas terbagi dalam banyak sekte atau aliran perpecahan awalnya adl larangan yg dibuat oleh Kaisar Romawi Leo III pada tahun 726 M kepada umat Trinitas agar jangan mengkuduskan dan membuat patung-patung atau gambar-gambar berkenaan dgn keyakinan dunia Kristen Trinitas seperti gambaran Jesus Mariah atau orang-orang yg dianggap suci lainnya.
Perintah Kaisar Leo III ini dikukuhkannya lagi pada tahun 730 M dgn pemikiran bahwa hal ini merupakan perbuatan keberhalaan dan bertentangan dgn Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru sendiri.
Larangan ini diberlakukan sampai pemerintahan Kaisar Konstantin IV dan Kaisar Leo IV sementara pemimpin gereja Timur yg disebut Paus Gregori II dan Paus Gregori III serta Germanius dgn dukungan gereja Konstantinopel dan Kaisar Irene justru memberikan persetujuan pemujaan gambar-gambar keagamaan perselisihan yg panjang dan lama ini akhirnya diselesaikan dgn dicabutnya larangan ini pada Sidang Umum ketujuh yg berlangsung di Nicaea tahun 787 M.
Namun perpecahan di antara keduanya tidak akan diatasi oleh sidang tersebut dan masalah ini mengemuka pada abad ke 11 M pada waktu Roma menerima pemberian suatu tambahan ke dalam Nicene Creed suatu hal yg tidak disetujui Gereja Timur. Tambahan itu adl “dan anak” setelah frasa “kami percaya dalam Roh Kudus Tuhan pemberi kehidupan yg diturunkan dari Tuhan Bapa..” Jadi Gereja-gereja Timur tidak menerima bahwa Roh Kudus diturunkan dari Tuhan Bapak dan Anak melainkan hanya dari Tuhan Bapa saja.
Tentang masalah ini Timur dan Barat sama sekali tidak mempunyai titik temu dan menimbulkan pemisahan tahun 1054 krn wakil Paus menempatkan surat-surat ekskomunikasi pada altar St. Sophia di Konstantinopel. Sejak itulah muncul Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Yunani.
Kata “Katolik” berarti “univeral” “memiliki sifat-sifat totalitas” atau “utuh”. Dengan demikian Gereja Katolik adl tempat berkumpul universal dimana tiap orang telah dipanggil utk membawa kabar sukacita Injil kepada tiap orang kepada tiap bangsa kepada tiap penjuru dunia.
Pusat gereja Katolik di dunia gereja Santo Petrus Basilica yg dibangun di Vatikan adl tempat dimana Petrus dimakamkan. Saat ini kuburan dari Petrus berada di dalam tanah persis dibawah altar utama di antara tiang-tiang penopang kubah Bernini.
Unsur-unsur doktrinal membuat mereka tetap terpisah: Gereja Katolik dipimpin oleh satu tampuk pimpinan yg disebut Paus sementara Gereja Ortodoks menyerahkan kepemimpinan di tangan para bishop atau patriark ; pandangan tentang Roh Kudus juga berbeda Gereja Ortodoks tetap memberikan kedudukan penting bagi ikon-ikon dalam pemujaan para pelayan gerejanya dibolehkan menikah dan lain-lain.
Kata “Paus” artinya “Bapa” yg diambil dari bahasa Yunani. Didalam penggunaan bahasa Latin kata ini lbh menunjukkan rasa hormat. Pada jaman Reformasi kaum Protestan tidak setuju dgn istilah yg terkesan eksklusif tersebut maka istilah “Paus” lbh sering disebut sebagai “Uskup Roma” seperti istilah pertamanya di jaman awal; Paus adl pemimpin tertinggi Gereja Katolik dan sekaligus merupakan Ketua dari Dewan Para Uskup.
Walaupun pada mulanya kota Yerusalem dianggap sebagai pusat kesucian namun sikap permusuhan yg diperlihatkan orang-orang Yahudi sendiri yg menguasai Yerusalem terhadap hal-hal yg berbau Jesus mendorong pemindahan pusat Kristen; mula-mula ke Antiokia lalu bergeser kekota Roma.
Paus memegang kekuasaan tertinggi yg melampaui kekuasaan raja dan ratu. Namun sejak akhir abad keempat belas mulailah timbul tantangan terhadap kekuasaan Paus yg begitu besar. Timbullah gerakan reformasi yg dimulai Lollards dan Hussites; gerakan ini berubah menjadi ancaman serius terhadap supremasi Gereja Katolik ketika tahun 1617 seorang imam bernama Martin Luther menentang keras penjualan surat aflat oleh gereja.
Dia lalu menolak supremasi Paus serta menghasut para bangsawan Jerman utk memberontak dan memisahkan kekuasaan mereka. Para bangsawan yg sebelumnya terdisilusi dgn kontrol oleh Gereja dan Paus membutuhkan sedikit dorongan dan banyak diantara mereka segera bergabung dgn Martin Luther serta mendirikan gereja tersendiri mereka dikenal sebagai Kristen Protestan .
Seiring dgn perjalanan sang waktu hingga kini ada banyak sekali aliran dalam ajaran Trinitas terlepas dari semua itu kontroversi mengenai doktrin Trinitas sendiri sampai sekarang tidak pernah berhenti dan selesai dari dunia Kristen.
Sehubungan dgn doktrin Trinitas sendiri “The Catholic Encyclopedia” mengomentari: “Dalam naskah alkitab belum terdapat satu istilah pun utk menyatakan ke-Tiga Pribadi Tuhan tersebut secara bersama. Kata trias (tri’as)yaitu asal kata dari trinitas dalam bahasa Latin mula-mula ditemukan dalam karya Teofilus dari Antiokhia kira-kira tahun 180 M.. Tidak lama kemudian kata itu muncul dalam bentuk Latinnya dalam tulisan Tertullian.”
Dan sebagaimana akhir dari tulisan Bab sebelumnya maka pada akhir dari Bab inipun akan diberikan pengantar pemikiran kritis bagi orang-orang yg meyakini ide Trinitas.
Pertama orang-orang penganut paham ketuhanan ini berkata: “Tritunggal adl istilah yg digunakan utk menyatakan doktrin utama agama Kristen..” tetapi sayangnya kitab Perjanjian Lama serta kitab Perjanjian Baru sendiri sebagai kitab sucinya justru sama sekali tidak pernah menyinggung ide ketuhanan Trinitas ini kemunculannya hanyalah disebabkan penafsiran orang atas kata Bapa Anak Roh Kudus serta penafsiran atas beberapa kisah yg pernah terjadi pada masa kehidupan Jesus.
Bersikukuh bahwa Tritunggal adl misteri yg begitu membingungkan krn berasal dari wahyu Tuhan hanyalah menciptakan problem besar. Sebab dalam kitab Bible yg disebut sebagai wahyu Tuhan itu sendiri tidak ada pandangan demikian mengenai Tuhan:
“Allah adl Allah yg suka akan ketertiban; Ia bukan Allah yg suka pada kekacauan. Seperti yg berlaku di dalam semua jemaat Allah.”
Berangkat dari pernyataan itu mungkinkah Allah akan mencetuskan doktrin mengenai diri-Nya sendiri yg begitu membingungkan sehingga bahkan para cendikiawan dan Teolog dari Ibrani Yunani dan Latin serta Barat yg sarat dgn pemikiran dan ilmu pengetahuannya tidak dapat menjelaskannya?
Wassalam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar