Tauhid dan Macamnya
Tauhid artinya mengesakan Allah dalam semua bentuk ibadah yang khusus dan wajib bagi-Nya.
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS. adz-Dzariyat:56)
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. " (QS. an-Nisa': 36)
Tauhid terdiri dari tiga macam: tauhid rububiyyah, tauhid uluhiyyah dan tauhid asma wa sifat.
Pertama: Tauhid Rububiyyah
Yaitu mengimani keesaan Allah $g sebagai
Pencipta dan Pengatur alam raya. Dia-lah Pemberi rezeki, Yang
Menghidupkan, Yang Mematikan, dan Yang Menguasai langit dan bumi.
"Adakah pencipta
selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan
dari bumi Tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia ... "(QS.Fathir:3)
"Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. " (QS. al-Mulk:l)
Kerajaan Allah adalah kerajaan yang universal
meliputi seluruh jagat raya ini, dan Dia-lah Yang Mengaturnya sesuai
dengan kehendak-Nya. Mengesakan Allah ii dalam mengatur alam ini adalah
mengimani bahwa Allah-lah satu-satunya Dzat Yang Mengatur makhluk-Nya.
"Ingatlah, menciptakan dan memerintahhan hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam. "
(QS. al-A'raf: 54)
Tidak ada yang mengingkari tauhid rububiyyah ini
kecuali segolongan kecil manusia. Sebenarnya mereka ini hanya
mengingkari secara lahiriah, tetapi jiwa dan batin mereka mengakui
adanya tauhid ini.
Kedua : Tauhid Uluhiyyah
Yaitu mengesakan Allah M dalam
segala macam bentuk ibadah dengan tidak menjadikan sesuatu pun yang
disembah bersama-Nya. Karena tauhid inilah, Allah menciptakan
makhluk-Nya.
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS. adz- Dzariyat:56)
Dan juga karena tauhid ini, Allah §g mengutus rasul-rasul-Nya dan menurunkan kitab-kitab-Nya.
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul sebelum
karnu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada
Ilah(yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (QS. al-Anbiya:25)
Bentuk tauhid inilah yang diingkari oleh kaum
musyrikin ketika para rasul datang mengajak mereka untuk menyembah hanya
kepada Allah saja.
"Mereka
berkata:"Apakah kamu datang kepada kami, agar kami hanya menyembah Allah
saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh bapak-bapak
kami...." (QS. al-A'raf:70)
Karena itu bentuk ibadah apa pun tidak boleh
dipalingkan kepada selain Allah, tidak kepada malaikat, nabi, orang
saleh, atau makhluk yang lain. Karena ibadah itu tidak akan sah kecuali
diikhlaskan hanya kepada Allah semata.
Ketiga: Tauhid Asma wa SifatYaitu beriman kepada nama-nama Allah ig dan sifat-sifat-Nya, baik yang la tetapkan sendiri untuk-Nya maupun yang ditetapkan oleh Rasul-Nya. Mengimaninya dalam arti yang sebenarnya sesuai dengan keagungan-Nya, tanpa tahnf (penyelewengan), ta'thil (penghapusan), takyif (menanyakan bagaimana), dan tamtsil (penyerupaan).
Sebagai contoh, Allah $g menamakan diri-Nya dengan al-Hayyu al-Qayyiim, artinya Yang Maha Hidup dan terus-menerus Mengurus makhluk-Nya. Kita wajib mengimani bahwa al-Hayyu merupakan
salah satu nama Allah $i dan mengimani sifat yang terkandung di
dalamnya, yaitu kehidupan yang sempurna yang tidak diawali dengan
ketiadaan dan diakhiri dengan kebinasaan. Begitu juga, Allah $i menamai
diri-Nya dengan as-Samt', artinya Yang Maha Mendengar. Kita wajib mengimani bahwa as-Sami' merupakan salah satu nama Allah $g dan as- Sam'u (mendengar) merupakan salah satu sifat-Nya dan la Maha Medengar.
"Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah
terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah
yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak
demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menqfkahkan
sebagaimana Dia kehendaki." (QS. al-Maidah:64).
Allah ig menetapkan bagi diri-Nya, "dua tangan yang
terbuka dengan pemberian yang melimpah". Oleh karena itu, kita wajib
mengimani bahwa Allah ii memiliki dua tangan yang terbuka dengan segala
anugerah dan kenikmatan, tetapi kita tidak boleh membayangkan dalam
benak pikiran dan mengucapkan dengan lisan bentuk tangan Allah 31 dan
menyerupakannya dengan tangan makhluk-Nya. Karena Allah §s telah
berfirman:
"Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. asy-Syura: 11)
Kesimpulannya dalam masalah tauhid ini kita wajib
menetapkan nama-nama Allah If dan sifat-sifat-Nya yang la tetapkan bagi
diri-Nya dan yang ditetapkan oleh Rasul-Nya menurut arti yang
sebenarnya, tanpa tahrif (penyelewengan), tamtsil (penyerupaan), takyif (menanyakan bagaimana) dan ta 'thil (penghapusan).
Makna La ilaha illallah
Ld ildha illallah adalah
dasar agama yang memiliki kedudukan yang amat besar dalam Islam, la
merupakan rukun Islam yang pertama dan cabang iman yang paling tinggi.
Penerimaan selnruh amal perbuatan tergantung kepada pengucapan kalimat
ini dan pengamalan segala konsekuensinya.
Adapun maknanya yang benar dan tidak boleh dipalingkan darinya adalah Id ma'buda bi haqqin illallah (tidak ada yang disembah dengan hak kecuali Allah $g). Kalimat ini tidak boleh diartikan dengan Id khdliqa illallah (tidak ada pencipta kecuali Allah $g), Id qddira 'ala al-ikhtird' illallah (tidak ada yang kuasa menciptakan kecuali Allah $g), ataupun Id maujuda illalldh (tidak ada yang wujud
kecuali Allah W).Kalimat ini memiliki dua rukun: Pertama, nqfi (peniadaan), terdapat dalam kata Id ilaha (tidak ada sesembahan yang hak). Kata ini meniadakan yang disembah dari sesuatu apapun. Kedua, itsbdt (penetapan), terdapat dalam kata illalldh (kecuali Allah). Kata ini menetapkan yang disembah hanya Allah ii semata dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu, tidak ada yang disembah selain Allah 3g dan tidak boleh memalingkan segala bentuk ibadah kepada selain-Nya. Barangsiapa mengucapkan kalimat ini dengan memahami maknanya, mengamalkan konsekuensinya dengan meniadakan syirik, menetapkan keesaan Allah $g serta meyakini dengan mantap akan kandungannya dan mengamalkannya, maka dia adalah muslim sejati. Namun barangsiapa mengamalkan kalimat ini tanpa keyakinan, maka ia adalah orang munafik. Dan barangsiapa mengamalkan yang sebaliknya yaitu syirik, maka ia adalah orang musyrik lagi kafir sekalipun ia mengucapkan kalimat ini dengan lidahnya.
Keutamaan kalimat la ilaha illallah
Kalimat ini memiliki beberapa keutamaan dan
manfaat, di antaranya:
Mengeluarkan orang-orang bertauhid yang berhak masuk neraka agar tidak kekal di dalamnya, sebagaimana hadis yang terdapat dalam Shahih Bukhdri dan Shahih Muslim, Rasulullah$£ bersabda:
"Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan kalimat /d ildha illalldh dan di hatinya terdapat kebaikan seberat biji jewawut, orang yang mengucapkan kalimat Id ildha illalldh dan di hatinya terdapat kebaikan seberat biji gandum dan orang yang mengucapkan kalimat Id ildha illalldh dan di hatinya terdapat kebaikan seberat atom."
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. " (QS. adz-Dzariyat:56).
Allah berfirman :
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul sebelum
kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada
Ilah(yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (QS. al-Anbiya:25).
4. Kalimat ini adalah kunci dakwah para rasul, mereka semua mengajak kepada kalimat ini dan menyerukannya kepada kaumnya :
"Sebaik-baik yang aku ucapkan dan para nabi sebelumku adalah kalimat la ilaha illallah." (HR. Malik dalam kitab al-Muwattha').
Syarat kalimat la ilaha illallah
Kalimat la ilaha illallah memiliki
tujuh syarat yang ucapan kalimat itu tidak sah kecuali syarat-syarat
tersebut terpenuhi. Dan seorang hamba harus berpegang teguh kepadanya
tanpa menghilangkan salah satu dari tujuh syarat tersebut, yaitu:
Yaitu mengetahui makna kalimat Id ilaha illallah dari segi nafi (peniadaan) dan itsbdt (penetapan)
dan mengetahui semua konsekuensinya. Jika seorang mengetahui bahwa
Allah $| adalah satu-satunya zat yang berhak disembah dan mengetahui
bahwa menyembah kepada selain-Nya adalah batil lalu ia mengamalkan
pengetahuannya itu, berarti ia telah mengetahui makna kalimat tersebut.
"Barangsiapa meninggal dunia dan ia mengetahui bahwa tidak ada tuhan yang hak disembah kecuali Allah, maka ia masuk surga." (HR. Muslim) 2. Al-Yaqin (keyakinan)
Yaitu mengucapkan kalimat Id ildha illalldh dengan
keyakinan dan kemantapan hati, tanpa adanya keraguan yang dihembuskan
setan, jin dan manusia. Bahkan ia harus mengucapkannya dengan keyakinan
yang mantap dan meyakini konsekuensinya.
"Sesungguhnya
orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu. " (QS. al-Hujurat:15).
"Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan
yang hak disembah kecuali Allah dan aku (Muhammad) adalah utusan-Nya,
tidaklah seorang hamba berjumpa Allah dengan dua kalimat ini tanpa ada
keraguan melainkan ia akan masuk surga" (HR. Muslim)
Yaitu menerima semua konsekuensi kalimat Id ildha illalldh dengan hati dan lisan, membenarkan dan mempercayai semua yang disampaikan Rasulullah $fc, serta menerimanya tanpa penolakan sedikit pun.
"Rasul telah beriman
kepada al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula
orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka
mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seserangpun (dengan yang
lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan
kami taat". (Mereka berdoa):"Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada
Engkaulah tempat kembali". (QS. al-Baqarah:285).
Termasuk ke dalam kategori menolak dan tidak
menerima, jika seseorang menentang atau menolak sebagian hukum atau
batasan syar'i, seperti orang-orang yang menentang hukum mencuri, zina,
diperbolehkannya berpoligami, hukum waris dan lainnya.
tidakkah patut bagi
laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin,
apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada
bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. " (QS. al-Ahzab:36).
4. Al-Inqiyad (tunduk)
Yaitu pasrah dan tunduk terhadap apa yang terkandung dalam kalimat ikhlas ini. Perbedaan antara inqiydd (tunduk) dengan qabul (penerimaan), yaitu bahwa qabul adalah pernyataan kebenaran makna kalimat dalam ucapan, sedang inqiydd adalah mengikutinya dengan tindakan. Jika seseorang telah mengetahui makna la ildha illalldh, meyakini
dan menerimanya, namun ia tidak tunduk, pasrah dan mengamalkan
konsekuensi pengetahuan-nya itu, maka hal ini tidak berguna baginya.
Allah '$% berfirman:
"Dan kembalilah kamu
kepada Rabbmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab
kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). " (QS. az-Zumar:54).
"Maka
demi Rabbmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian
mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang
kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. " (QS. an-Nisa:65).
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. " (QS. at-Taubat:l 19).
Rasulullah $ bersabda :
"Barangsiapa mengucapkan kalimat /d //d/za illalldh dengan jujur dari dalam hatinya maka ia masuk surga." (HR. Ahmad dalam Musnadnya).
Bila seseorang mengucapkan
syahadat dengan lisannya tetapi hatinya mengingkarinya, maka hal ini
tidak dapat menyelamatkannya, bahkan ia termasuk golongan orang-orang
munafik. Termasuk tidak jujur, jika seseorang mendustai ajaran yang
dibawa oleh Rasulullah H> atau sebagiannya, karena Allah ii telah memerintahkan kita untuk menaatinya, membenarkannya dan menyertainya dengan ketaatan kepada-Nya. Allah ig berfinnan:
"Katakanlah:"Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul" (QS. an-Nur:54). 7. Al-Ikhlash (ikhlas)
Yaitu penyucian amal perbuatan manusia dengan
niat yang baik dari segala noda syirik. Hal itu dengan cara
mengikhlaskan semua perkataan dan perbuatan hanya untuk Allah $g dan
demi mencari ridha-Nya. Di dalamnya tidak ada noda riya' (ingin dipandang orang), sum'ah (ingin
didengar orang), mendapatkan keuntungan dan karena kepentingan pribadi,
nafsu zahir dan batin ataupun terdorong untuk beramal karena kecintaan
terhadap seseorang, mazhab, atau golongan yang ia ikuti tanpa adanya
petunjuk dari Allah ig. la berdakwah hanya karena mencari ridha Allah $i
dan negeri akhirat. Hatinya tidak menoleh kepada seorang makhluk pun
untuk mendapatkan balasan ataupun rasa terima kasih darinya.
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali
supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya
dalam(menjalankan) agama yang lurus" (QS. al-Bayyinah:5).
Diriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim dari hadits 'Utban, bahwa Rasulullah $b bersabda :
8. Al-Mahabbah (kecintaan)
Yaitu mencintai kalimat
yang agung ini, tuntunan dan petunjuknya. la mencintai Allah $g dan
Rasul-Nya. Cintanya kepada keduanya melebihi segala
cinta. Dia juga harus memenuhi syarat-syarat kecintaan dan
kewajibannya, yaitu mencintai Allah §1 dengan memuliakan, mengagungkan,
takut dan berharap kepada-Nya serta mencintai segala sesuatu yang
dicintai-Nya, seperti tempat-tempat tertentu seperti Mekkah, Madinah dan
masjid-masjid pada umumnya, waktu-waktu tertentu seperti bulan
Ramadhan, 10 hari pertama bulan Dzulhijjah dan lain-lain, sosok-sosok
tertentu seperti para nabi, rasul, malaikat, orang-orang jujur, para
syuhada dan orang-orang saleh, perbuatan-perbuatan tertentu seperti
shalat, zakat, puasa dan haji, ucapan-ucapan tertentu seperti zikir dan
bacaan al-Qur'an.
Termasuk mencintai Allah $g adalah mendahulukan
segala yang dicintai Allah atas segala sesuatu yang dicintai, dihasrati
dan diinginkan dirinya, serta membenci segala sesuatu yang dibenci
Allah, seperti orang-orang kafir, kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan.
"Hai
orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari
agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah
mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah-lembut
terhadap orang-orang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang
kqfir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan
orang yang suka mencela".
(QS. al-Maidah:54).
Makna kalimat Muhammadur rasulullah.
Maknanya adalah mengakui
secara lahir dan batin bahwa muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya
(yang diutus) kepada seluruh manusia dan mengamalkan segala
konsekuensinya, yaitu menaati perintahnya, membenarkan semua yang
disampaikannya, menjauhi larangannya dan tidak menyembah Allah kecuali
sesuai dengan yang disyariatkannya. Kesaksian bahwa Muhammad adalah
utusan Allah memiliki dua rukun, yaitu: Abduhu (hamba-Nya) dan Rasuluhu (utusan-Nya).
Kedua sifat ini menafikan sikap berlebihan dan pengabaian terhadap
pribadi Rasulullah 0. Beliau adalah hamba dan rasul-Nya dan makhluk yang
paling sempurna dengan kedua sifat mulia ini.
Kata al- 'Abdu di sini berarti seorang hamba
yang loyal. Artinya, beliau adalah seorang manusia biasa yang diciptakan
seperti lazimnya manusia lainnya.
"Segala puji bagi Allah yang telah
menurunkan kepada hamba-Nya al-Kitab (al-Qur'an) dan dia tidak
mengadakan kebengkokan di dalamnya" (QS. al-Kahfi:l).
Sedangkan makna ar-Rasul adalah
yang diutus kepada seluruh manusia untuk mengajak mereka ke jalan Allah
dengan membawa kabar gembira sekaligus peringatan. Bersaksi kepada
Rasulullah &> dengan kedua sifat ini mengandung penafian sikap ifrdth (berlebihan) dan tafrith (pengabaian)
terhadap pribadi beliau. Sebab, banyak manusia yang mengaku sebagai
umatnya tapi bersikap berlebihan dan melampaui batas. Mereka menempatkan
beliau melebihi tingkat seorang hamba.
Bahkan beliau sampai disembah selain Allah. Mereka memohon pertolongan
kepada beliau dan meminta sesuatu yang tidak dapat dipenuhi kecuali oleh
Allah $|. Seperti memenuhi segala kebutuhan dan menghilangkan segala
kesulitan. Sementara sebagian manusia mengingkari kerasulan Muhammad
atau tidak mau mengikutinya, dan sebaliknya berpedoman pada
ucapan-ucapan yang bertentangan dengan risalahnya.
Rukun iman
Dalil-dalil al-Qur'an dan as-Sunah menjelaskan
bahwa perkataan dan perbuatan yang diterima adalah yang berdasarkan
akidah yang benar. Apabila akidah tidak benar maka seluruh amal
perbuatan menjadi sia-sia.
"Barangsiapa yang
kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam). Maka hapuslah
amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi. " (QS. al-Maidah:5).
"Daw sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan
kepada (nabi-nabi) sebelummu:"Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya
akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. "
(QS. az-Zumar:65)
Al-Qur'an dan as-Sunah menjelaskan bahwa akidah yang
benar secara ringkas terhimpun di dalam enam hal, yaitu: beriman kepada
Allah, kitab-Nya, rasul-Nya, para malaikat, hari akhir dan beriman
kepada semua ketentuan-Nya, baik dan buruknya. Keenam hal ini adalah
dasar akidah yang benar yang dengannya al-Qur'an diturunkan dan
Rasulullah & diutus. Inilah yang disebut dengan rukun iman.
Pertama: Beriman kepada Allah
Beriman
kepada Allah artinya beriman bahwa Dia-lah Tuhan yang benar dan yang
berhak disembah, bukan selain-Nya. Karena, Dia-lah Pencipta manusia
sebagai hamba-Nya, Yang melimpahkan segala kebaikan kepada mereka,
Mengatur rezeki mereka, Mengetahui urusan mereka yang
tersembunyi dan yang nampak, dan Dia-lah yang memberi pahala kepada
hamba-Nya yang taat dan menimpakan siksa kepada yang durhaka. Oleh
karena itu, jin dan manusia diciptakan untuk beribadah kepada-Nya.
Firman Allah:
"Dan ^4^w ft'dafc menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki
sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki' supaya mereka
memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rezeki, Yang
Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh." (QS. adz-Dzariyat:56-58)
Allah 3$ telah mengutus para rasul dan
menurunkan kitab-kitab suci untuk menjelaskan hakikat kebenaran,
mendakwahkannya dan memperingatkan hal-hal yang menyelisihinya.
"Dan sesungguhnya Kami telah
mengutus rasul padatiap-tiap umat (untuk menyerukan):"Sembahlah Allah
(saja), dan jauhilah Thagut itu", maka di antara umat itu ada
orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya
orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di
muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
mendustakan (rasul-rasul). " (QS. an-Nahl:36)
Hakikat ibadah ini adalah mengesakan Allah dengan
semua bentuk ibadah, seperti doa, takut, mengharap, shalat, puasa,
berkurban, nazar, dan lain-lainnya yang dilakukan dengan rasa tunduk,
harap dan cemas, serta dengan sepenuh rasa cinta dan kerendahan diri
atas keagungan-Nya. Sebagian besar kandungan al-Qur'an membicarakan
dasar yang agung ini, seperti firman Allah fii:
"sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya." (QS. az-Zumar:2)
" Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia" (QS.al-Isra1:23)
"Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang kaflr tidak menyukai(nya)." (QS. Ghafir:14)
Termasuk beriman kepada Allah adalah beriman dengan
seluruh kewajiban yang la perintahkan kepada hamba-hamba-Nya, yaitu
beriman dengan kelima rukun Islam. Diantaranya bersaksi bahwa tidak ada
tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan
Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, pergi haji
bagi yang mampu dan kewajiban-kewajiban lainnya. Rukun Islam yang utama
adalah bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah
dan Muhammad adalah utusan Allah.
Termasuk beriman kepada Allah adalah beriman bahwa Allah adalah Pencipta alam, Yang mengatur
seluruh urusan mereka dengan ilmu dan qudrat-Nya menurut kehendak-Nya.
Dialah Penguasa dunia dan akhirat, Rabb seluruh alam yang tidak ada rabb
selain-Nya. Dia-lah yang mengutus para rasul, menurunkan kitab-kitab
untuk kebaikan manusia dan keselamatan mereka di dunia dan akhirat. Dan,
tidak ada seorang pun yang menyekutukan-Nya dalam hal ini. Allah $g
berfirman:
"Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. " (QS. az-Zumar:62)
Termasuk beriman kepada Allah adalah mengimani
nama-nama-Nya yang indah dan sifat-sifat-Nya yang luhur, yang terdapat
di dalam al-Qur'an al-Karim dan sunah Rasul-Nya yang terpercaya, tanpa tahrif, ta'thil, takyif dan tamtstl, serta mengimani makna agung yang terkandung di dalam nama-nama tersebut, yang merupakan sifat-sifat Allah M. Wajib
menetapkan semua sifat tersebut bagi Allah sesuai dengan
(keagungan-Nya), tanpa menyerupakan-Nya dengan makhluk-Nya. Firman Allah
^g:
"Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. asy-Syura:l 1)
Kedua : Beriman kepada malaikat.
Beriman kepada malaikat
mencakup keimanan secara global dan terperinci. Seorang muslim (wajib)
beriman (secara global) bahwa Allah memiliki para malaikat yang
diciptakan untuk berbuat taat kepada-Nya. Mereka terdiri atas beberapa
kelompok, diantaranya ada yang ditugasi memikul 'Arsy, menjadi penjaga
surga dan neraka, serta yang ditugasi untuk mencatat perbuatan
hamba-hamba-Nya. Beriman kepada malaikat secara rinci adalah beriman
kepada seluruh malaikat yang telah disebutkan nama-namanya oleh Allah
dan Rasul-Nya, yaitu Jibril, Mikail, Malik (penjaga neraka) dan Israfil
(peniup sangkakala).
Aisyah ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah Sb telah bersabda:
"Malaikat diciptakan
dari cahaya, Jin diciptakan dari kobaran apt, dan manusia diciptakan
dari apa yang telah dijelaskan kepadamu. " (HR. Muslim)
Ketlga : Beriman kepada kitab.
Wajib beriman secara global bahwa Allah $6 telah
menurunkan beberapa kitab kepada para nabi dan rasul untuk menjelaskan
kebenaran-Nya dan untuk berdakwah kepada-Nya. Dan wajib pula beriman
secara rinci kepada nama-nama kitab yang Allah turunkan, yaitu Taurat,
Injil, Zabur dan al-Qur'an. Al-Qur'an adalah kitab yang lebih utama dan
penutup semua kitab. Al-Qur'an merupakan pengawas dan pembenar terhadap
kitab-kitab terdahulu. Al-Qur'an adalah kitab yang wajib diikuti oleh
seluruh umat dan dijadikan sebagai pedoman untuk memutuskan segala
persoalan bersama-sama dengan sunah Rasulullah & yang sahih.
Hal itu, karena Allah telah mengutus Muhammad & sebagai rasul kepada
jin dan manusia, dan menurunkan kepadanya al-Qur'an agar ia memutuskan
semua urusan manusia dengannya. Dan, al-Qur'an adalah obat bagi hati,
penjelas semua persoalan, hidayah dan rahmat bagi manusia.
Allah berfirman:
"Dan al-Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat" (QS. al-An'am:155)
"Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab
(al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat
bagi orang-orang yang berserah diri. " (QS. an-Nahl:89)
Keempat : Beriman kapada para rasul.
Beriman kepada para rasul
secara global dan terperinci adalah wajib. Maka, kita harus mempercayai
bahwa Allah $g telah mengutus para rasul kepada hamba-hamba-Nya sebagai
pembawa kabar gembira, pemberi peringatan dan penyeru kebenaran.
Barangsiapa yang mengikuti mereka, maka ia akan memperoleh kebahagiaan.
Dan barangsiapa yang menentang mereka, maka ia akan merugi dan menyesal.
Sedang nabi yang terakhir sekaligus yang paling mulia adalah Muhammad
S.
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul padatiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut itu" (QS. an-Nahl:36).
"Muhammad itu
sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi
dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi." (QS. al-Ahzab:40)
Dan, siapa pun nabi yang telah ditetapkan oleh Allah
dan Rasul-Nya, kita wajib mem-percayainya secara terperinci, seperti
Nuh, Hud, Saleh, Ibrahim dan nabi kita Muhammad — Semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan atas mereka semua.
Kelima : Beriman kepada hari akhir.
Termasuk beriman kepada
hari akhir, adalah beriman dengan semua yang disampaikan Allah dan
Rasul-Nya tentang apa yang akan terjadi setelah kematian, seperti fitnah
kubur, siksa dan
MSAK-DASAK AKIbAH ISLAM
kenikmatannya, goncangan dan kedahsyatan hari kiamat, shirdt (titian),
timbangan dan perhitungan amal, pembagian catatan amal manusia; ada
yang menerima dengan tangan kanannya dan ada yang menerima dengan tangan
kiri atau dari belakang punggungnya. Begitu pula beriman dengan telaga
yang akan diberikan kepada nabi Muhammad $*, beriman dengan surga dan
neraka, beriman bahwa orang-orang yang beriman akan melihat Allah dan
bahwa Allah akan berbicara dengan mereka, dan beriman dengan hal-hal
lain yang dijelaskan di dalam al-Qur'an dan as-Sunah yang sahih. Semua
hal tersebut wajib diimani dan dipercayai seperti apa yang dijelaskan
oleh Allah dan Rasul-Nya.
Beriman kepada qadha dan qadar meliputi empathal:
1. Beriman bahwa Allah telah mengetahui semua yang
telah dan akan terjadi, mengetahui keadaan semua makluk-Nya, mengetahui
rezeki, ajal, amal dan semua persoalan mereka, tanpa ada sesuatu pun
yang luput dari-Nya.
Allah berfrman:
"Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya". (QS. AH Imran:40)
selain-Nya.
Allah berfirman:
"(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian
itu ialah Allah Rabb kamu; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain
Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah
Pemelihara segala sesuatu. " (QS. al-An'am:102)
Hal-hal yang membatalkan keislaman.Seseorang bisa keluar dari agama Islam (murtad) karena melakukan hal-hal yang dapat membatalkan keislamannya. Di antaranya ada sepuluh hal yang sering terjadi. 1 . Menyekutukan Allah.
"Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka pasti Allah mengharamkan
kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang zalim itu seorang penolong pun. " (QS. al-Maidah:72)
Di antara bentuk menyekutukan
Allah adalah berdoa kepada orang yang telah mati, meminta pertolongan
kepada mereka, bernazar dan menyembelih hewan untuk dipersembahkan
kepada mereka.
2. Orang yang menjadikan perantara antara dirinya
dan Allah dengan berdoa, memohon pertolongan dan berserah diri kepada
mereka, maka ia telah kafir. Allah |g berfirman:
"Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah." (QS. al-Jin:18)
3. Orang yang tidak mengkafirkan orang-orang
musyrik, meragukan kekafiran mereka, dan membenarkan keyakinan mereka,
maka ia telah kafir.
4. Orang yang meyakini bahwa
selain petunjuk dan hukum yang disampaikan oleh Rasulullah li lebih
sempurna atau lebih baik, maka ia telah kafir. Seperti meyakini
undang-undang dan hukum yang dibuat oleh manusia lebih baik dari syariat
Islam, atau meyakini syariat Islam sudah tidak layak untuk diterapkan
pada masa sekarang ini, atau ia menjadi faktor kemunduran umat Islam,
atau meyakini bahwa hukum Islam hanya mengatur hubungan manusia dengan
tuhannya tanpa mengatur urusan kehidupan lain, atau memandang bahwa
pelaksanaan hukum Allah dalam memotong tangan bagi pencuri dan raj am
bagi orang yang melakukan perzinahan tidak sejalan dengan perkembangan
zaman.
Tennasuk dalam hal ini, meyakini diperbolehkannya penerapan selain hukum Islam dalam bidang mu'dmalah (hukum-hukum yang mengatur transaksi antara manusia, seperti jual-beli, sewa-menyewa, gadai dan lainnya) atau hudiid (hukum-hukum
yang balasannya telah ditetapkan Allah seperti hukum perzinaan,
pencurian dan lainnya), atau yang lainnya. Meskipun tidak meyakini bahwa
hukum tersebut lebih baik daripada hukum Islam, karena hal ini termasuk
menghalalkan sesuatu yang diharamkan Allah. Dan, ini termasuk kafir.
"Yang demikian itu adalah karena
sesungguhnya mereka bend kepada apa yang diturunkan Allah (al-Qur'an)
lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka. " (QS. Muhammad:9)
"Katakanlah: "Apakah dengan Allah,
ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? "Tiddk usah kamu
minta maaf, karena kamu kafir -sesudah beriman... "(QS. at-Taubah:65-66)
telah kafir.
Allah SWT. berfirman:
"Sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada
seorang pun sebelum mengata-kan:"Sesungguhnya kami hanya cobaan
(bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir" (QS. al-Baqarah:102)
"Barangsiapa di
antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang
itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang zalim."(QS. al-Maidah:51)
manusia dapat terbebas dari hukum Allah,
maka ia kafir.
Allah SWT. berfirman:
"Barangsiapa mencari agama selain dari
agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)
daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. " (QS. Ali Imran:85)
Hal tersebut karena seseorang yang telah mengetahui
ajaran yang dibawa oleh Rasulullah 3g tidak boleh mengikuti agama lain,
atau meyakini bahwa mengikuti agama lain selain agama yang disampaikan
oleh Rasulullah §g dapat menyelamat-kannya.
Allah SWT. berfirman:
"Dan siapakah yang
lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat
Rabbnya, kemudian ia berpaling dari padanya Sesungguhnya Kami akan
memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa. " (QS. as-Sajdah:22)
Yang demikian itu, dengan cara berpaling dari
mempelajari dasar-dasar agama yangmenjadikan seseorang dapat
disebut sebagai seorang muslim, dan bukan berpaling dari mempelajari
rincian ajaran Islam. Seluruh hal ini dapat membatalkan keislaman
seseorang, baik dilakukan dengan sungguh-sungguh maupun bercanda.
Kecuali, bagi orang yang dipaksa untuk melakukannya, maka ia tidak
berdosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar