“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.” (QS An-Nahl, 16:125)
Setelah memahami syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang sebelum ia berdakwah kepada manusia, hendaklah pendakwah itu mengetahui bahwa Allah telah memberikan arahan bagaimana dakwah disampaikan kepada manusia:
- hikmah. Seorang dai harus mengetahui kondisi obyek dakwahnya dan menyampaikan ilmu kepada mereka dengan bijak, sesuai dengan porsi ilmu yang dapat diterima dan dipahami. Hikmah disampaikan kepada obyek dakwah yang jahil (tidak berilmu) namun dapat menerima kebenaran tanpa penolakan. Seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah ketika menghadapi seorang badui yang kencing di pojokan masjid.
- pelajaran yang baik. Ada obyek dakwah yang melakukan ibadah dengan cara yang menyimpang dan enggan menerima kebenaran, kepada mereka dai menyampaikan ilmu dengan memberikan kabar gembira (motivasi) dan peringatan (ancaman).
- bantahan. Sebagian obyek dakwah berpaling dari dan menentang kebenaran, kepada mereka dai dapat membantah atau mendebat dengan cara yang lebih baik dan memberikan kepuasan sehingga menerima dan berpaling kepada kebenaran.
Atas dakwah yang dilakukan oleh seorang pendakwah, hendaklah ia kemudian memahami bahwa kewajibannya hanyalah menyampaikan ilmu dan mengajak manusia ke jalan Allah. Sedangkan bagaimana kondisi obyek dakwah setelah ilmu itu disampaikan, adalah urusan Allah:
إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ
“Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS An-Nahl, 16:125)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar