Jumat, 24 Agustus 2012

Yahudi Bukan Israil


Syaikh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan Alu Salman.
Jika seseorang menyebut Israil, maka kata ini selalu disandingkan dgn Yahudi. Ini terjadi di banyak kalangan dari media, forum diskusi, bahkan majlis-majlis ta'lim, tak urung para pembicara tak membedakan antara Yahudi dgn Israil. Seakan 2 kata ini memiliki terminologi nan sama. Yahudi adalah Israil, & Israil adalah Yahudi. Padahal penisbatan Yahudi kepada Israil merupakan kekeliruan . Lantas, bagaimana kedua hal ini bisa disebut berbeda?

Berikut ini kami sampaikan penjelasan mengenai perbedaan ini, menurut pandangan & Syaikh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan Alu Salman.

Tersebut di dlm kitab Mu'jam Manahil Lafzhiyah, Darul Ashimah, Cetakan III, Tahun 1413H halaman 93-94, mengatakan:

Syaikh Abdullah bin Zaid Alu Mahmud memiliki sebuah risalah nan berjudul Al-Ishlahu wat-Ta'dilu Fiima Thara-a Ala Ismil Yahudi wan Nashara Minat Tabdil. Di dlm kitab tersebut terdapat tahqiq nan menyinggung, bahwa Yahudi telah terlepas dari Bani Israil. Yakni sebagaimana terpisahnya Nabi Ibrahim Alaihissalam dari bapaknya, Azar. Kekufuran itu telah memutuskan loyalitas antara kaum Muslimin dgn orang-orang kafir, sebagaimana diceritakan dlm kisah antara Nabi Nuh Alaihissalam dgn putranya.
Oleh karena itu, keutamaan-keutamaan nan pernah dimiliki Bani Israil pada zaman dahulu, sedikitpun tak ada nan dimiliki kaum Yahudi. Karenanya, justru penyematan nama Bani Israil utk menyebut kaum Yahudi, akan menjadikan mereka meraih keutamaan-keutamaan, & keburukan mereka pun tertutupi. Demikian ini berakibat hilangnya perbedaan antara Bani Israil dgn Yahudi sebagai kaum nan dimurkai Allah Azza wa Jalla & dihinakan dimanapun mereka berada
.
Begitu pula, tak boleh mengganti nama Nashara menjadi Al-Masihin, yaitu menisbatkan kepada pengikut Nabi Isa Al-Masih. Ini merupakan nama baru nan tak ada dasarnya dlm sejarah, & tak juga dlm perkataan para ulama. Karena orang Nashara telah mengganti & menyelewengkan kitab Alla Azza wa Jalla, sebagaimana kaum Yahudi telah melakukannya terhada din (agama) Nabi Musa Alaihissalam. Memberi nama kepada mereka dgn Al-Masih, tak memiliki dasar hujjah. Kepada mereka Allah Azza wa Jalla hanya memberikan nama Nashara, bukan Al-Masihin.

Kemudian, kekufuran kaum Yahudi & Nashara terhadap syari'at Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka menjadi musabab penyebutan atas diri mereka sebagai kafir. Allah berfirman.

“Orang-orang kafir, yakni ahli kitab & orang-orang musyrik, (mengatakan bahwa mereka) tak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti nan nyata” [Al-Bayinnah: 1]

Jadi sesungguhnya, Yahudi adalah nama bagi orang-orang nan tak beriman kepada Nabi Musa Alaihissalam. Adapun nan beriman, mereka itulah nan disebut Bani Israil. Karena itu, orang-orang Yahudi (sendiri) merasa tak senang (jika) disebut dgn nama Yahudi.

Adapun Syaikh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan Alu Salman menuliskan di catatan kaki kitab beliau, As-Salafiyun wa Qadhiyatu Filasthina, Markaz Baitul Maqdis, Cetakan I, Tahun 1423H, halaman 12-13, sebagai berikut:

Penamaan ini, -yaitu menamakan Yahudi dgn nama Israil- merupakan kemungkaran. Telah meluas di tengah masyarakat di negeri Muslim sebuah perkataan nan berkonotasi celaan “Israil melakukan ini & itu, & akan melakukan tindakan ini & itu”, padahal Israil itu, merupakan salah seorang Rasul Allah (utusan Allah), yaitu Nabi Ya'qub Alaihissalam. Dan beliau Alaihissalam, sama sekali tak memiliki hubungan apapun dgn negara nan senang berbuat makar & keji ini. Antara para nabi & rasul, sama sekali tak ada saling waris-mewarisi dgn orang-orang kafir, musuh mereka. Yahudi, sama sekali tak memiliki hubungan din (agama) dgn Nabi Allah, Israil.

Penamaan seperti ini, memberikan dampak buruk pada pemahaman diri kita. Allah & para rasul-Nya tak akan pernah meridhainya, terutama Nabi Israil Alaihissalam. Karena Yahudi adalah kaum kafir & pembohong. Menyematkan nama ini kepada mereka mengandung pelecehan terhadap Nabi Israil Alaihissalam. Dan nan wajib adalah mencegah penamaan itu.

Dalam Shahih Bukhari no. 3533, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

 ألا تعجبون كيف يصرف الله عني شتم قريش ولعنهم يشتمون مذمماً ويلعنون مذمماً وأنا محم
“Tidakkah kalian merasa heran, bagaimana Allah mengalihkan celaan & kutukan orang kafir Quraisy dariku. Mereka hanya mencela orang nan tercela, & mengutuk orang nan tercela. Sedangkan aku, tetap Muhammad (terpuji)”

Dan kewajiban kita ini –minimal- membuat mereka gusar dgn penyematan nama Yahudi pada mereka, karena mereka membenci nama ini & senang dgn penisbatan palsu kepada Nabi Ya'qub Alaihissalam. Mereka, sedikitpun tak mendapatkan keutamaan maupun kemuliaannya.

Syaikh Abdullah bin Zaid Alu Mahmud memiliki sebuah risalah nan sudah dicetak di Qathar, tahun 1398H, dgn judul Al-Ishlahu wat-Ta'dilu Fiima Thara-a Ala Ismil Yahudi wan Nashara Minat Tabdil. .

Tentang masalah ini juga, coba lihat Muja'mul Manahil Lafzhiyah (44), karya Syaikh Bakar Abu Zaid, majalah kami Al-Ashalah, Edisi 32, Tahun ke-6, Tanggal 15 Rabi'ul Awwal 1422H, halaman 54-57, makalah Syaikh Rabi' bin Hadi, Hukmu Tasmiyati Daulati Yahuda bi Israil. Peringatan dlm masalah ini, juga saya temukan dlm kitab Khurafatu Yahudiyah, karya Ahmad As-Syuqairi, halaman 13-30, dgn judul Lastum Abna-u Ibrahima, Antum Abna-u Iblisa.

[Disalin dari Majalah As-Sunnah Edisi Khusus 07-08/Tahun X/1427H/2006M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Almat Jl. Solo – Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183. telp. 0271-5891016]
sumber: www.almanhaj.or.id penulis Syaikh Bakar bin Abdillah Abu Zaid tags: Forum Diskusi, Media Forum, Nabi Nuh, Isa Al Masih, Nabi Isa, Nabi Ibrahim, Orang Kafir